SUMEKS.CO - Garmin, perusahaan terkemuka dalam teknologi wearable, kembali mengukir prestasi dengan meluncurkan fitur kesehatan Electrocardiogram (ECG) pada lini smartwatch terbaru mereka, fēnix 8 Series, yang kini resmi tersedia di Indonesia.
Fitur ECG ini dirancang untuk membantu pengguna dalam memantau irama detak jantung secara lebih mudah melalui perangkat smartwatch.
Dalam peluncuran ini, Chandrawidhi Desideriani, Marcom Senior Manager Garmin Indonesia, menekankan bahwa hadirnya fitur ECG App di fēnix 8 Series dan beberapa smartwatch Garmin yang kompatibel memungkinkan pengguna untuk memantau kesehatan jantungnya secara mandiri, dan dapat segera mengambil tindakan jika diperlukan.
Fungsi Fitur ECG di fēnix 8 Series
BACA JUGA:Garmin Venu 3 Vs Samsung Galaxy Watch 6, Smartwatch Mana Paling Canggih?
ECG, atau Electrocardiogram, adalah tes medis yang memeriksa aktivitas listrik jantung untuk mendeteksi ketidaknormalan dalam ritme jantung.
Dengan kemampuan untuk mengukur waktu antara detak jantung, ECG mencari pola yang tidak normal, seperti fibrilasi atrium (AFib), yang dapat mengindikasikan masalah kesehatan jantung serius.
AFib adalah kondisi di mana denyut jantung tidak beraturan dan sering kali lebih dari 100 kali per menit, sedangkan detak jantung normal berkisar antara 60-100 per menit.
Hadirnya fitur ECG pada fēnix 8 Series membantu Anda mendeteksi irama jantung abnormal dengan lebih cepat dan mudah.--
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait penyakit jantung lainnya.
BACA JUGA:Smartwatch Venu 3, Apa yang Membuat Garmin Ini Menjadi Investasi Berharga Bagi Pemilik Perdana?
BACA JUGA:Garmin Instinct Crossover, Smartwatch dengan GPS yang Sekilas Mirip Seperti jam tangan G-Shock
Dikenal sebagai teknologi yang sebelumnya hanya tersedia di fasilitas medis, Garmin kini membawa fitur ECG langsung ke pergelangan tangan pengguna.
ECG App di Garmin fēnix 8 Series menawarkan berbagai manfaat untuk pemantauan kesehatan jantung, antara lain:
Deteksi Irama Jantung Abnormal: Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mendeteksi potensi aritmia atau kondisi irama jantung yang tidak normal, termasuk AFib, yang merupakan salah satu faktor risiko stroke.