Dari deposit Rp2 juta yang dia lakukan, Sudaroji menerima keuntungan harian sekitar Rp190 ribu, atau Rp3,9 juta per bulan.
Namun, ketika hendak melakukan deposit tambahan, aplikasinya justru eror.
"Saya kurang paham cara hitungannya, tapi karena melihat nominal keuntungannya langsung, saya tertarik. Sayangnya, pas mau tambah deposit, aplikasinya malah tidak bisa dibuka alias scam," keluhnya.
Sudaroji juga mengungkapkan bahwa ratusan warga di Sekayu turut menjadi anggota CLSK, termasuk seorang pengusaha yang dikenalnya yang mendepositkan Rp30 juta dalam sekali pembelian mesin tambang.
Banyak dari mereka kini khawatir karena dana mereka tersangkut.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Muba, AKP Bondan Tru Hoetom, mengonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kerugian akibat aplikasi Clean Spark.
"Belum ada laporan masuk soal penipuan terkait aplikasi ini. Jika ada perkembangan, kami akan menginformasikannya," ungkap AKP Bondan. (Yud)