Dari pihak Polres Blitar Kota juga sudah memeriksa pihak rumah sakit, para ustaz atau guru-guru korban. “Baik yang mengantar maupun yang melempar,” jelasnya
BACA JUGA:Ratusan Pengurus Jaringan Santri Indonesia Deklarasi Dukung RDPS di Pilwako Palembang 2024
BACA JUGA:Lagi, Pemilik Rumah Makan Kasus Korupsi Makan Minum Santri Rumah Tahfiz Ungkap Pencairan Fiktif
Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan kepada pemilik pondok pesantren tersebut.
Korban warga desa Dadaplangu, kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar ini hanya tinggal bersama neneknya, orang tua kerja diluar negeri semua dan sudah bercerai.
“Ibunya diluar negeri, bapaknya diluar negeri, dan pihak Polres kota sudah mengirimkan undangan dari Satresmkrim,” bebenya.
BACA JUGA:Ratusan Pengurus Jaringan Santri Indonesia Deklarasi Dukung RDPS di Pilwako Palembang 2024
BACA JUGA:Lagi, Pemilik Rumah Makan Kasus Korupsi Makan Minum Santri Rumah Tahfiz Ungkap Pencairan Fiktif
Dari hasil pemeriksaan, ustaz yang melempar korban dengan kayu berpaku pun sudah mengakui perbuatannya.
Namun hingga kini dia belum ditetapkan jadi tersangka. Pasalnya, kata Samsul, pihak keluarga korban belum membuat laporan ke kepolisian. Sebab, santri ini hanya didampingi neneknya.
BACA JUGA:Ratusan Pengurus Jaringan Santri Indonesia Deklarasi Dukung RDPS di Pilwako Palembang 2024
BACA JUGA:Lagi, Pemilik Rumah Makan Kasus Korupsi Makan Minum Santri Rumah Tahfiz Ungkap Pencairan Fiktif
Kedua orang tuanya disebut berada di luar negeri dan belum dapat dihubungi.
“Adek sy mondok disini,” ungkap akun @Emh[a].
“Ortunya kandungnya cerai, bapaknya ke malaysia, ibuknya nikah lagi,,tapi sia pergi ke taiwan,” ungkap @pisces84.
“Berarti orang tuanya tidak kerja di luar negeri semua bu/<‘ tanya @infomataraman: