Bahrum mengakui, petani masih menghadapi berbagai masalah dalam budidaya pertanian, seperti pengadaan pupuk, pengairan, dan pemilihan benih.
BACA JUGA:J&T Express Rayakan Ulang Tahun Ke-9, Tegaskan Komitmen pada UMKM dan Keberlanjutan
BACA JUGA:Langka di Dunia! Taman Safari Bogor Terima Empat Kura-Kura Madagaskar Hasil Sitaan BKI
Adanya kemitraan tersebut diharapkan dapat membantu petani memecahkan masalahnya. Dia berharap, perusahaan juga dapat memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), sehingga petani dapat memulai mekanisasi.
Simon Panjaitan, head business Wilmar Sumatera Bagian Selatan mengatakan, kemitraan merupakan salah satu bentuk social corporate responsibility (CSR) bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Tujuan utamanya adalah membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. "Sebagian masyarakat di sekitar wilayah operasional kami adalah petani, sehingga kami berharap kemitraan ini dapat membantu meningkatkan produktivitasnya," ujar Simon.
Kemitraan di Banyuasin I disambut hangat oleh petani. Pada 2023, luas lahan kemitraan baru 16 ha dan saat ini sudah berkembang menjadi 273 ha.(*)