Ini dikarenakan dianggap meresahkan, sehingga diinterogasi, dipanggil Polda. Namun, sekarang sudah menjadi erat dengan Polda.
Selain publik yang tidak kagetan dan heboh saat merespons informasi mengenai potensi bencana. Ada faktor yang penting adalah transparansi.
"Tidak ada pengingkaran dan selalu belajar. Pengingkaran misalnya, karena, misalnya kita dipanggil Polda, lalu kami mengingkari, 'Nggak kok, nggak ada megathrust. Itu Hoax'. Nah ini pengingkaran," sebutnya.
BACA JUGA:Hujan Deras di Palembang Imbas Fenomena Alam La Nina, BMKG Umumkan Ini
Ditambahkannya, belajar dari Jepang, apabila dikatakan memang ada. Ini tujuannya bukan untuk kecemasan, ketakutan.
"Tapi, mari kita sempurnakan mitigasi kita. Dan tekad kuat mewujudkan mitigasi yang konkret. Sadar dengan keyakinan kuat bahwa mitigasi akan menyelamatkan kita," tandasnya.