Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan seluruh WNI yang berada di Bangladesh.
Seluruh WNI di Bangladesh diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk hal-hal yang tidak esensial, menjaga komunikasi dengan KBRI, dan selalu mengikuti perkembangan situasi terkini.
Diketahui, Kerusuhan besar melanda Bangladesh pada 5 Agustus 2024, yang menyebabkan setidaknya 109 orang tewas dalam sehari.
Ribuan demonstran yang marah membanjiri jalanan ibu kota Dhaka, memprotes pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Kerusuhan ini merupakan yang terburuk dalam 15 tahun pemerintahan Hasina, dengan demonstrasi yang awalnya memprotes kuota pekerjaan pegawai negeri telah meluas menjadi seruan agar Hasina mundur dari jabatannya.
Pengunduran Diri PM Sheikh Hasina.
Pada hari yang sama, PM Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya dan kabur ke luar negeri.
Keputusan ini diambil setelah ribuan demonstran nekat membanjiri jalanan Dhaka, meskipun jam malam tanpa batas waktu telah diberlakukan oleh militer.
Setelah Hasina kabur, ribuan demonstran menyerbu dan merusak kantor serta kediaman PM di Dhaka.
Kerusuhan terus berlanjut meskipun internet dibatasi ketat, perkantoran ditutup, dan lebih dari 3.500 pabrik yang melayani industri garmen ditutup.
Polisi dan dokter setempat melaporkan bahwa dengan tambahan 109 orang tewas pada 5 Agustus, total korban tewas sejak awal Juli 2024 mencapai 409 orang.
Kerusuhan ini telah memicu kekhawatiran global dan memicu berbagai negara untuk mengeluarkan imbauan perjalanan bagi warganya yang berencana ke Bangladesh.
Situasi di Bangladesh saat ini sangat tidak kondusif, dan keselamatan WNI menjadi prioritas utama.
KBRI Dhaka dan Kemlu RI terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terkini bagi para WNI.
Bagi WNI yang berada di Bangladesh, diharapkan tetap tenang namun waspada, serta selalu siap mengikuti arahan dari pihak KBRI Dhaka.