Ia menempuh pendidikan di SMA Xaverius 2 Palembang dari tahun 1985 hingga 1988. Selanjutnya, ia melanjutkan studinya di Akademi Militer dari tahun 1989 sampai 1992, tempat ia mulai menempa diri sebagai calon perwira TNI.
Richard melanjutkan pendidikan militer lanjutannya dengan mengikuti sejumlah kursus khusus yang membentuk keahlian dan kemampuan taktisnya. Di antaranya adalah:
Sesarcabif, yang merupakan kursus dasar cabang infanteri,
Dik PARA dan Dik PARA Utama, kursus penerjunan para militer,
Dik Free Fall, kursus penerjunan bebas,
Dik Komando 64 pada tahun 1993, yang mengasah kemampuan komando,
Dik Pandu Udara, yang melatih kemampuan dalam operasi penerbangan militer,
Diklapa I dan Diklapa II, yang merupakan pendidikan lanjutan perwira,
Seskoad Dikreg XLV pada tahun 2007, yang merupakan pendidikan staf dan komando tinggi angkatan darat.
Dengan berbagai pendidikan dan pelatihan tersebut, Richard Tampubolon telah menunjukkan dedikasinya dalam memperkuat kemampuan dan kompetensinya.
Diketahui, di Indonesia ada 3 Kogabwilhan. Kogabwilhan I memiliki markas di Tanjung Pinang dengan wilayah darat mencakup Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jakarta, Jawa Barat, dan Banten serta wilayah laut dan udara seperti di atas beserta wilayah ALKI-1 dan sekitarnya.
Lalu Kogabwilhan II memiliki markas di Balikpapan dengan wilayah darat meliputi Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan wilayah laut serta udara seperti di atas ditambah wilayah ALKI-2 dan ALKI-3a serta sekitarnya.
Dan Kogabwilhan III berkedudukan di Biak dengan wilayah darat meliputi Maluku, Maluku Utara, Papua serta wilayah laut dan udara seperti di atas ditambah wilayah ALKI-3b dan sekitarnya.