Selain itu meski pucak kemarau akan terjadi sampai bulan Agustus pasca puncak kemarau atau pada September dan seterusnya nanti, wilayah Sumsel belum langsung memasuki musim hujan.
Ini karena peralihan musim belum tentu langsung terjadi karena jika dilihat aecara statistik, September masih masuk dalam periode musim kemarau.
Nah dalam musik kemarau ini kemungkinan risiko karhutla akan disebabkan oleh beberapa faktor.
Curah hujan rendah menjadi salah satunya, selama musim kemarau, vegetasi yang menutupi tanah lebih sedikit, sehingga lebih rentan terhadap kebakaran.
Kemudian kondisi panas dan kering pada musim kemarau dapat membuat kebakaran lebih mudah terjadi dan menyebar.
BACA JUGA:Waduh! Dukung Calon Kepala Daerah Tanpa Izin Partai, 15 Pimpinan Kecamatan Golkar Diberi Sanksi
BACA JUGA:Polisi Gagalkan Peredaran Sabu Paket Hemat di Lubuklinggau Asal Rejang Lebong
Karhutla seringkali disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk pertanian atau pembakaran sampah.
BMKG mengimbau masyarakat waspada dan mengambil tindakan pencegahan karhutla seperti dengan tidak membakar sampah sebagai penyebab utama karhutla.
Sebaliknya, masyarakat harus mempertimbangkan untuk membuat kompos atau mendaur ulang sampah mereka.
Segera laporkan kebakaran jika melihat kebakaran, segera laporkan kepada pihak yang berwajib dan bisa dengan membuat sekat bakar adalah area lahan yang dibuka yang dapat membantu memperlambat penyebaran api.
BACA JUGA:Lapas Narkotika Muara Beliti Sembelih 6 Hewan Kurban di Idul Adha 1445 H
BACA JUGA:Saat Dirawat, Pasien RSUD Kayuagung Mengaku Kehilangan 2 Handphone, Ini Kata Polisi
Karhutla dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.