KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Keluarga korban membuat video dan meminta pertolongan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Yakni pasalnya ada sebanyak 8 orang warga Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di negara Kamboja.
Dari sebanyak 8 orang itu diketahui bernama Ifan Syaputra (21), Ahmad Junaidi (25), Ariyan (19), Didi Pramana (20) dan 4 orang lainnya yang identitasnya belum diketahui.
Sebanyak 8 orang korban tersebut, 7 orang di antaranya berasal dari Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan satu orang lagi berasal dari Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
BACA JUGA:8 Warga Ogan Ilir dan OKI Jadi Korban TPPO di Kamboja, Diselundupkan Lewat Jalur Laut
BACA JUGA:Cegah TPPO, Kemenkumham Sumsel Perbanyak Desa Binaan Imigrasi
Terkait hal itu, Kapolres OKI AKBP Hendrawan Susanto SH SIk melalui Kasat Intel, AKP M Roy Zulisrin SH mengatakan, pihaknya telah menghubungi pelapor. Dimana dari pelapor itu untuk 8 orang keluarganya diinformasikan menjadi korban TPPO di negara Kamboja.
"Saat dihubungi pelapor dari keluarga korban yang dikatakan menjadi korban TPPO di negara Kamboja, tidak ada yang merupakan warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)," ungkap Kasat Intel, saat dikonfirmasi, Selasa 18 Juni 2024.
Dijelaskan Kasat, pihaknya menghubungi pelapor, bahwa tidak ada yang menjadi korban TPPO di negara Kamboja yang diinformasikan sebanyak 8 orang itu.
Dimana dari 8 orang korban itu terdiri dari 7 orang warga Ogan Ilir dan 1 orang lagi merupakan warga kota Palembang.
BACA JUGA:Kasus TPPO Modus Kirim Mahasiswa Magang ke Jerman, Bareskrim Polri Buru 2 Tersangka
BACA JUGA:41 Kampus di Indonesia Diduga Terlibat TPPO Ferienjob ke Jerman, Ada Universitas Asal Palembang
"Sampai saat ini memang belum ada laporan yang masuk ke kita mengenai korban TPPO di negara Kamboja itu. Tetapi pihaknya kita langsung menghubungi keluarga korban dan ternyata tidak ada korban itu yang merupakan warga Kabupaten OKI," terang Kasat.
Diberitakan sebelumnya, atas peristiwa itu keluarga korban mengatakan, bahwa para korban disana mengaku dipaksa bekerja dan diperlakukan tidak manusiawi saat berada di Kamboja.
Orang tua korban yakni Sayuti dan beberapa keluarga lain dari Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir, membuat video permintaan tolong tersebut.