Kelengkeng Kateki, Petai Gobang, Jambu Kristal, Mangga Arum Manis, hingga Jambu Air Madu Deli.
"Tanaman buah-buahan tersebut diharapkan dapat mengurangi aktivitas penebangan dan panen kayu," ungkap Niko.
BACA JUGA:Lewat Kerajinan Songket, PTBA Berdayakan Para Ibu Rumah Tangga
BACA JUGA:Hari Kartini, PTBA Buktikan Perempuan Hebat di Tambang Batu Bara
Selama ini kata Niko, tanaman yang ditanam masyarakat mayoritas merupakan tanaman kayu.
Sehingga, secara berkala terdapat penebangan pohon untuk mengambil kayunya.
"Dengan adanya tanaman buah-buahan ini, penebangan pohon bisa berubah menjadi pemanenan buah-buahan," harap Niko.
Sehingga, dengan penanaman buah-buahan tidak merusak lingkungan di kemudian hari. Bahkan, Hasil buah-buahan dapat menambah penghasilan masyarakat.
BACA JUGA:Safari Ramadan BUMN 2024, Bukit Asam (PTBA) Siapkan 1.000 Paket Sembako Murah
BACA JUGA:Nihil Kecelakaan Kerja, PTBA Raih Penghargaan K3 Tingkat Provinsi, Ini Rahasia Suksesnya!
Baik itu masyarakat lokal, penjualan langsung buah-buahan saat panen, maupun sebagai katalisator munculnya peluang usaha baru terkait pasca panen nantinya.
Dalam semua tahapan kegiatan Rehabilitasi DAS, PTBA senantiasa melibatkan masyarakat sekitar.
Sebanyak 64 Kelompok Tani Hutan Masyarakat dari 19 desa telah ikut serta sejak kegiatan awal penanaman sampai pemeliharaan tanaman.
Perusahaan juga memberikan pelatihan produksi bibit unggul, serta berbagai sarana pendukung seperti mesin mesin komposter, pupuk, dan sebagainya.
BACA JUGA:Wujudkan Budaya Kerja Aman dan Nyaman, PTBA Raih Penghargaan Bergengsi di Bidang K3