Tantangan lainnya terang dia saat merawat gajah yang berusia remaja dengan tabiat seperti anak baru gede (ABG) layaknya manusia.
"Harus pintar-pintar melihat kondisi emosi gajahnya. Terlebih anak gajah yang masih berusia remaja, emosinya naik-turun karena masa pubertas," terangnya.
Masih kata dia, jika sudah "ngambek", harus jaga jarak dulu. "Kita lihat lagi, kalau dia lagi nggak bagus emosinya, kita mengalah dahulu, apalagi gajah ini satwa yang pandai," kata Wahyu.
Untuk diketahui kawasan konservasi gajah, berada di Area Pusat Konservasi Gajah (PKG) Jalur 21. Lokasi ini merupakan tempat paling tinggi di Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan yang berdekatan dengan sungai, rawa dan daratan.
PKG Jalur 21 berada pada seluruh blok pemanfaatan SM Padang Sugihan dengan luasan mencapai 7.349,60 hektar.
Kawasan ini tidak semata berfungsi sebagai fasilitas pelatihan gajah, tetapi juga menyediakan luasan yang memadai untuk pengembalaan dan pergerakan semi liar bagi gajah.
Saat ini jumlah gajah sumatera yang ada di PKG Jalur 21 sebanyak 28 ekor yang terdiri dari tujuh ekor pejantan dewasa, sembilan ekor induk betina, tujuh ekor anak jantan, dan lima ekor anak betina.
BACA JUGA:Berapa Angsuran Kredit Mobil Toyota Kijang Innova serta Simulasinya, DP 99 Juta Rupiah Saja
Pada Februari 2023 lalu seekor anak gajah berjenis kelamin jantan, lahir di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan ini.
Anak gajah tersebut lahir dari induk gajah yang bernama Een dan pejantan Gapula.
Kemudian oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya diberi nama Espen Barth Eide dengan nama panggilan Espen.
Setahun kelahirannya kini Espen tumbuh sehat. Hal ini menunjukkan kondisi ekosistem SM Padang Sugihan cukup nyaman untuk terjadinya perkembangbiakan.