SUMEKS.CO - Kontaminasi mikroplastik pada makanan merupakan masalah yang mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian serius.
Mikroplastik, potongan plastik kecil berukuran kurang dari 5 mm, telah ditemukan di berbagai jenis makanan, mulai dari air minum, garam, ikan, kerang, hingga madu.
Kekhawatiran masyarakat terhadap kontaminasi mikroplastik pada makanan memang wajar. Dampak negatif mikroplastik bagi kesehatan dan lingkungan telah banyak dibahas, sehingga menimbulkan kekhawatiran dan kehati-hatian dalam memilih dan mengonsumsi makanan.
Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian tentang mikroplastik masih terus berlangsung, dan masih banyak yang belum diketahui tentang dampaknya pada kesehatan manusia.
BACA JUGA:Pulau Sumatera Bakal Miliki Terowongan Bawah Laut Termahal di Dunia, Harganya Bikin Jantungan!
Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/BukuKinerjaKemenkes2022_2023.pdf, mikroplastik didefinisikan sebagai material plastik yang memiliki ukuran lebih kecil dari 5 milimeter (sekitar diameter sebutir garam) hingga 1 mikron (lebih kecil dari bakteri).
Jadi, karena ukurannya kecil, mikroplastik dapat dimakan bakteri, amoeba, dan plankton yang hidup di perairan. Selanjutnya, hewan lebih besar akan memangsa bakteri tersebut, sehingga menimbun mikroplastik dalam tubuhnya.
Dimana dalam hal ini, sejumlah penelitian juga membuktikan, bahwa makanan yang dikonsumsi manusia setiap hari ternyata diam-diam mengandung mikroplastik.
Adapun makanan yang terkontaminasi mikroplastik, dikutip berbagai sumber, yaitu penelitian pada Februari 2024 membuktikan, 90 persen sampel protein hewani dan nabati yang diteliti, positif mengandung mikroplastik berukuran 5 milimeter hingga 1 mikrometer.
BACA JUGA:Raih Usulan Tertinggi dari DPAC Partai Golkar, H Askolani Makin Optimis Maju Pilkada Banyuasin 2024
BACA JUGA:Mulai Besok, Kantor Bersama Pelayanan Samsat Palembang IV Pindah Lokasi, di Sini Alamatnya
Kemudian, tak hanya itu, penelitian lain pada 2021 menyatakan bahwa buah-buahan dan sayuran dapat menyerap mikroplastik dari tanah melalui akar, serta menyalurkan bahan kimia tersebut ke batang, daun, biji, dan buahnya.
Sementara itu, dalam studi yang dilakukan pada 2023 menemukan, garam Himalaya yang ditambang dari tanah, mengandung paling banyak mikroplastik dibandingkan garam hitam dan garam laut.
Untuk diketahui juga, selain garam, sebuah studi pada 2022 juga menyebutkan bahwa gula menjadi sumber paparan mikroplastik terhadap tubuh manusia.