Kemudian disekitar kerangkeng kerbau tersebut terdapat kandang yang lebih kecil untuk tempat Harimau Jawa.
BACA JUGA:WADUH! Oknum Anggota TNI Nekat Curi Kulit Harimau Komandan, Bikin Warganet Geleng-Geleng Kepala
BACA JUGA:Yuk Kenali Deretan Hewan Terancam Punah di Dunia, Bahkan Diantaranya Hanya Ada 2 Ekor Saja
Kerbau dan Harimau Jawa pun disatukan dalam sebuah kerangkeng besar dan diadu kekuatannya.
Kalau keduanya sedang tidak minat diadu, beberapa orang akan memprovokasi kedua hewan dalam kerangkeng tersebut.
Beberapa cara yang dilakukan seperti menyundut harimau dengan api dan disiram air panas.
Orang-orang juga biasa menebar cabai dan daun jelatang di kulit kerbau agar kerbau merasa gatal dan iritasi sehingga memunculkan rasa frustasi pada kerbau dan keduanya bertengkar.
BACA JUGA:Tiga Cagar Budaya Terancam Punah Jadi Pemicu Aksi AMP Cagar Budaya Palembang
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Rebo Kasan Dalam Budaya Palembang, Hj Anna Kumari : Jangan Sampai Punah
Sedangkan untuk ronde kedua ialah macan melawan beberapa orang dan bagian inilah yang dikenal dengan tradisi Rampogan Macan.
Pertarungan antara harimau dengan ribuan orang yang membawa tombak dan biasanya ujung tombak tersebut beracun.
Harimau dilepas di tengah lingkaran manusia yang membawa tombak, harimau akan diprovokasi dan membuatnya panik.
Selama gerakan Harimau Jawa yang terus mencoba kabur itu beberapa orang bisa saja menyundutnya dengan ujung tombak yang beracun dan membuat hewan itu mati.
BACA JUGA:Kisah Dibalik Kemegahan Masjid Agung Darussalam Musi Rawas, Kombinasi Tradisi dan Modernitas
BACA JUGA: Rekomendasi Kue Tradisional untuk Sajian di Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Ini Resepnya!
Tradisi adu harimau di tanah Jawa saat itu untuk menguji kecakapan kemampuan prajurit saat melawan binatang buas.