Pada sisi lain, Kepala BMKG Dwikorita Karnwati juga selalu mengingatkan pentingnya menjaga ketahanan air.
BACA JUGA:Bukan Hanya Hari ini Palembang Diguyur Hujan Seharian, BMKG Prediksi Sampai Besok! Simak Penyebabnya
BACA JUGA:BMKG Imbau Warga Tidak Terobos Hujan Petir, Simak Penjelasannya
"Jika ketahanan air melemah maka akan berdampak serius pada banyak hal, diantaranya ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia. Jika terus berlanjut akan memicu terjadinya konflik yang berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan," ujarnya.
Jumlah penduduk terus meningkat sehingga di waktu bersamaan kebutuhan air juga ikut meningkat.
Jika air tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak buruk yang sangat serius.
Dwikorita pun mengutip data Bappenas terkait dampak perubahan iklim. Salah satunya, terhadap produksi padi nasional.
BACA JUGA:BMKG Memprakirakan 55 Persen ZOM Memasuki Musim Penghujan, Sumsel Berpotensi Hujan Sedang - Lebat
"Berdasarkan data yang dirilis Bappenas, perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi padi Indonesia sebesar 1,13 juta ton-1,89 juta ton. Lalu, 2.256 hektare (ha) sawah pun terancam kekeringan," jelasnya.
Kondisi ketahanan pangan Indonesia, yang dilihat dari tingkat konsumsi pangan rumah tangga, juga membutuhkan perhatian.
Angka prevalensi ke tidak cukupan konsumsi pangan Prevalence of Undernourishment (PoU) pada 2022 meningkat menjadi 10,21 persen dari 8,49 persen pada 2021
Ia mengingatkan, jika tak ada penanganan serius atas ancaman iklim tersebut, maka ramalan mengenai krisis pangan global dan bencana kelaparan di tahun 2050 sangat mungkin bakal terjadi.
BACA JUGA:BMKG Prediksi Berpotensi Hujan Saat Hari H Coblosan 14 Februari 2024 di Palembang
BACA JUGA:BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem di Sumsel, Berlangsung hingga Besok
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan berharap, isu dampak perubahan iklim semakin menjadi perhatian serius bagi semua masyarakat.