Imam Bukhari diberi nama Muhammad oleh ayahnya dan karena lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah, beliau dikenal dengan al-Bukhari.
BACA JUGA:Punya Makna ‘Extremely Hot’, Simak Sejarah Penamaan Bulan Ramadhan dan Awal Mula Perintah Puasa
Imam Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama dan dalam kitab ast-Tsiqat, Ibnu Hibban mengatakan bahwa ayah Imam Bukhari ialah orang yang wara’.
Ismail ibn Ibrahim adalah seorang yang berhat-hati dalam hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) terlebih lagi pada yang haram.
Ismail ibn Ibrahim, ayah Imam Bukhari meninggal dunia ketika ia masih kecil sehingga hanya diasuh ibunya.
Ismail ibn Ibrahim seorang ulama bermahdzab Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik yang menjadi ulama besar serta ahli fiqih.
BACA JUGA:Justice League In Real Life, Liga Keadilan Dunia Nyata Bukti Gemilangnya Sejarah Islam
Imam Bukhari mulai belajar hadis sejak masih kanak-kanak dan telah hafal Al Qur’an pada usia 10 tahun dan juga mulai hafal banyak hadits tanpa mencatat.
Imam Bukhari memiliki daya hafal yang cukup tinggi dan diakui oleh kakaknya yaitu Rasyid bin Ismail.
Perawakan Imam Bukhari sendiri ialah sosok yang kurus, tidak tinggi dan tidak pendek, dan kulitnya agak kecokelatan.
Imam Bukhari memiliki sikap yang ramah, dermawan serta telah banyak menyumbangkan harta dan tenaganya untuk pendidikan.
BACA JUGA:Mengenal Abu Raihan Al-Biruni, Ilmuwan Muslim Serba Bisa Ini Ternyata Mampu Kalahkan Stephen Hawking
BACA JUGA:Pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin Pastikan Israel Bakal Lenyap di 2027, Pertanda Kiamat Kian Dekat
Imam Bukhari berguru kepada Syekh ad-Dakhili, seorang ulama ahli hadits yang mahsyur di kota Bukhara.