Genghis Khan yang mengepung kota Bukhara meminta kepada penduduk yang tunduk padanya untuk menimbun parit.
Parit yang mengelilingi kota Bukhara itu ditimbun dengan gundukan tanah supaya memudahkan pasukan Mongol untuk memasuki Bukhara.
Namun, janji tinggallah janji, kaum muslimin yang tinggal di Bukhara termakan dusta dan pasukan Mongol dengan kejam mengusir penduduk Bukhara.
Genghis Khan tak pikir panjang lagi untuk memutuskan membantai seluruh isi kota sebanyak-banyaknya.
BACA JUGA:Keutamaan Surah Ad-Dhuha, Ajarkan Umat Islam Bersyukur dan Memiliki Empati Terhadap Sesama
BACA JUGA:The Heroes of Baitul Maqdis! 3 Sosok Pemimpin Muslim Pembebas Tanah Al-Aqsha Menurut Sejarah Islam
Padahal sebelumnya, penduduk muslim yang tunduk dan menyerah ini juga telah menunjukkan pada Genghis Khan mengenai letak gudang harta negara.
Akan tetapi, mereka pun justru dibunuh dengan tragis dan mati konyol karena percaya dengan pemimpin dzalim bernama Genghis Khan.
Pasukan Mongol mengakhiri pengepungannya dengan membakar kota, dijarah dan membakar masjid serta lainnya termasuk perpustakaan terbesar di dunia.
Perpustakaan tersebut bernama Baitul Hikmah yang memuat buku-buku lengkap dalam seluruh aspek.
BACA JUGA:Self-Development Islami, Ini Loh Attitude yang Bikin Orang Lain Segan dan Menghargaimu
BACA JUGA:Ini Alasan Mengapa Laki-Laki Tidak Boleh Memakai Emas dan Pakaian Berbahan Sutera dalam Agama Islam
Perpustakaan ini juga menjadi pusat keilmuan umat muslim pada saat itu karena saking lengkapnya buku karya para ulama yang tersedia.
Ibnu Katsir mendeskripsikan tragedi jatuhnya Kota Bukhara ditangan Genghis Khan yang memimpin pasukan Mongol.
Ibnu Katsir berkata, “pasukan Mongol telah membantai penduduk yang jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mereka menawan wanita dan anak-anak, dan melakukan hal nista pada wanita muslimin. Menistai anak wanita dihadapan ayahnya, menodai muslimah didepan suaminya. Seluruh kota riuh dengan isak tangis wanita, anak-anak dan lelaki. Mereka membakar sekolahan dan masjid-masjid hingga semua roboh”
Pada bulan Maret, terjadi peringatan 801 tahun jatuhnya kota Bukhara sebagai pusat peradaban umat islam pada saat itu.