Sebelum ini terjadi, pemimpin kaum muslimin yaitu Sultan Muhammad bin Khawarizm Syah telah kalah dalam melawan Bangsa Mongol.
Setidakanya, sebanyak 20 ribu mujahid atau tentara kaum muslimin ini meninggal syahid di medan pertempuran.
BACA JUGA: Afrika Selatan Sang Najasyi Baru, Mengingat Kembali Sejarah Raja Adil yang Menolong Kaum Muslimin
BACA JUGA:Keutamaan Surah Al-Hajj yang Jarang Diketahui Umat Muslim, Bukan Hanya Amalan Cari Jodoh Saja!
Sultan Muhammad bin Khawarizm Syah pun memilih menyelamatkan diri dan keluarganya dari ancaman Genghis Khan.
Tanpa seorang pemimpin, penduduk Bukhara pun terpecah belah menjadi dua bagian dan ini menjadi perhatian pasukan Mongol.
Salah satu bagian merasa masih harus melawan pasukan kafir Bangsa Mongol sedangkan sisanya termakan janji palsu.
Kaum muslimin yang berpendapat agar menyerahkan diri dengan damai ingin menghindari pertumpahan darah.
BACA JUGA:Simak Tips Belajar Ala Islam Agar Ilmu Makin Bermanfaat dan Nggak Mudah Hilang dari Kepala
Namun para ahli Fiqh dan ulama Bukhara lebih memilih pendapat yang pertama yaitu kaum muslimin tetap menyalakan seruan jihad dan melawan bangsa Mongol.
Sedangkan kaum muslimin yang mencari aman dan menyerah dianggap hanya orang yang tidak mau kehilangan harta dan nyawanya.
Pasukan Mongol diketahui mengepung kota selama 15 hari lamanya sambil mengumumkan agar menyerah namun tetap menjamin keamanan penduduk Bukhara.
Disini, terjadilah tragedi ketika warga yang memilih menyerah akhirnya melakukan hal yang sangat pengecut.
BACA JUGA:Fakta Kondisi Umat Islam Jaman Sekarang yang Plot Twist Abis, Kacaunya Bikin Istighfar Terus
BACA JUGA:Kebanyakan Tuntutan Bikin Stres? Terapkan 5 Konsep Menjaga Mental Health dalam Islam