Al-Biruni dilahirkan di Khawarizmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral Asia Tengah.
Pada masa itu, wilayah Turkmenistan termasuk ke dalam kekaisaran Persia.
Al-Biruni mempelajari matematika dan pengkajian bintang dari gurunya yaitu Abu Nashr Mansur.
BACA JUGA:Muslim Wajib Tahu! Ternyata Ini Rahasia Besar Dibalik Nama Allah SWT, Simak Disini!
BACA JUGA:Let’s Check! Items Wajib Untuk Perempuan Muslim Saat Traveling, Sudah Ada Semua di Tasmu?
Al-Biruni merupakan teman filusuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain bin Abdullah bin Sina atau Ibnu Sina.
Ibnu Sina juga sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah.
Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India bersama Mahmud dari Ghazni dan menemaninya.
Di India, Al-Biruni mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya.
BACA JUGA:Saddam Husein, Sosok Pemimpin Muslim yang Difitnah dan Wafat Digantung Rakyatnya
BACA JUGA:Sang Infanteri Terbaik Kaum Muslimin, Pujian dari Rasulullah SAW Untuk Salamah bin Al-Akwa
Dia juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, serta bahasa Sanskerta.
Dalam bahasa Persia, Al-Biruni memiliki makna “asing” karena orang-orang Khawarazm memanggil orang-orang dengan nama yang asing adalah Al-Biruni
Al-Biruni sangat dikenal di masanya baik di Timur maupun Barat dan jugaa diakui sebagai peletak dasar teori-teori perhitungan segi tiga bola (hisab al-mutsallatsat atau trigonometri).
Dalam hidupnya, al-Biruni menetap di kota Khawarazm kurang lebih ekitar 40 tahun lamanya.
BACA JUGA: Afrika Selatan Sang Najasyi Baru, Mengingat Kembali Sejarah Raja Adil yang Menolong Kaum Muslimin