SUMEKS.CO - Mesir mulai menghentikan pembayaran dengan dolar dalam perdagangan Internasionalnya.
Menurut pengamat geopolitik, Adamu Garba ini adalah ide yang baik, karena Mesir menjadi negara yang paling patuh dalam hubungan perdagangan di Afrika.
“Pemerintah Afrika harus meniru Mesir, demi perbaikan ekonomi negaranya,” jelasnya di akun resminya @adamugarb, Minggu, 18 Februari 2024.
Afrika harus mengembangkan mata uang yang tidak mencekik ekonomi negaranya yang sedang berkembang.
BACA JUGA:Mesir Minta Israel Batalkan Serangan ke Rafah, Jika Tidak Perjanjian Perdamaian Tamat
Sebelumnya, Arab Saudi mulai memutar arah kebijakan politiknya, mendukung Amerika dan Israel tak lagi menguntungkan bagi monarki Arab itu.
Menurut konten kreator @duniadian, Amerika mendukung Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya selama ini tentu semata hanya karena minyak.
Arab Saudi yang mulai menipis sumber daya fossil-nya tak mau cinta buta.
Raja Salman sejal lama siapkan proyek jangka panjang, wisata digalakkan, liga sepakbola Saudi dibesarkan.
BACA JUGA:Robert Lewandowski Dirumorkan Bakal Dilepas ke Arab Saudi, Tak Lagi Dijagokan Barcelona
Manuver pangeran Saudi itu bahkan banyak dikritik muslim dunia karena cenderung liberalisasi.
Namun putra Mahkota Petro Dolar itu tak goyah, sebab negaranya butuh sumber pendapatan lain tak hanya minyak.
Puncaknya Saudi mulai mencari aliansi baru diluar Amerika, tentu negara yang juga kuat setara Amerika.
BRICS (inisial nama 5 negara pendirinya) menjadi payung Saudi yang baru. Kumpulan negara besar, Brasil, Rusia, India, Cina dan South Africa (Afrika Selatan).
BACA JUGA:Pesawatnya Dikawal Banyak Jet Tempur, Putin Tiba-Tiba Kunjungi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi