SUMEKS.CO – Menyalakan petasan saat Imlek katanya mampu mengusir roh jahat? Bahkan ada sebagian masyarakat Tionghoa percaya dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang baru.
Suara petasan menggelegar terdengar di keramaian, orang-orang bersorak dan bertepuk tangan dengan gembira. Suasana malam tahun baru Imlek begitu meriah dan semarak.
Ya, perayaan Imlek selalu identik dengan petasan. Hal ini sudah menjadi tradisi turun-temurun yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Dalam budaya Tionghoa, petasan awalnya digunakan untuk mengusir roh jahat. Menurut legenda, ada seekor monster bernama Nian yang akan keluar dari guanya di malam Tahun Baru Imlek untuk memakan penduduk desa dan menghancurkan rumah mereka.
BACA JUGA:Awas Salah Kostum, 8 Warna Baju Imlek 2024 yang Cocok dan Bawa Hoki
Warga desa kemudian menemukan cara untuk menakuti monster tersebut, yaitu dengan membakar bambu kering yang menghasilkan suara ledakan besar. Suara ledakan tersebut membuat monster Nian ketakutan dan tidak berani keluar dari guanya.
Sejak saat itu, tradisi menyalakan petasan saat Imlek terus berlanjut. Selain untuk mengusir roh jahat, petasan juga dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang baru. Selain itu, petasan juga dapat menambah kemeriahan dan meramaikan suasana perayaan Imlek.
Saat ini, menyalakan petasan dan kembang api merupakan kebiasaan wajib untuk merayakan datangnya Tahun Baru Imlek, dan juga merupakan cara untuk memeriahkan suasana pesta dan kumpul dengan keluarga.
Jadi, meski menyalakan petasan menimbulkan gangguan suara yang keras dan tumpukan sobekan kertas merah, masyarakat Tionghoa tidak hanya duduk-duduk didalam rumah saja, tapi umumnya juga menikmati petasan bersama.
BACA JUGA:Jangan Lupa Lakukan Ini untuk Sambut Tahun Naga Kayu, Imlek 2024
Namun tau ngga sih asal-usul tradisi menyalakan petasan saat perayaan Imlek ini?
Petasan pertama kali ditemukan di Tiongkok pada masa Dinasti Tang (618-907).
Orang-orang Tionghoa menemukan bahwa mereka bisa membuat ledakan keras dengan memasukkan bubuk mesiu ke dalam lubang batang bambu dan kemudian melemparkannya ke dalam api. Petasan ini disebut baozhu, yang berarti "bambu yang meledak".
Pada masa Dinasti Song (960-1279), tabung kertas menggantikan batang bambu. Petasan yang terbuat dari kertas ini lebih mudah dibuat dan lebih aman.
BACA JUGA:Angpau Imlek 2024: Tradisi Tionghoa Sarat Mitos dan Makna?
Petasan juga semakin populer untuk memeriahkan perayaan dan upacara keagamaan. Orang-orang Tionghoa percaya bahwa petasan bisa mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Petasan berwarna merah karena merah adalah warna keberuntungan bagi orang Tionghoa. Kertas merah petasan juga sering dibiarkan tidak dibuang (setidaknya sehari) setelah petasan dinyalakan. Hal ini dipercaya agar keberuntungan yang dibawa petasan tidak hilang.
Waktu untuk menyalakan petasan juga ada maknanya bagi keberkahan hidup kedepannya.
1. Menyalakan petasan sebelum makan malam Tahun Baru Imlek.
Menyalakan petasan bersama keluarga saat sebelum makam malam Imlek juga dipercaya akan mengundang para leluhur untuk merayakan kebahagiaan bersama dalam Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Ide Hampers Imlek 2024 yang Berkesan, Cocok Buat Orang Tersayang
Ini juga merupakan cara untuk menambah suasana meriah pada malam Tahun Baru Imlek dan membawa kebahagiaan yang luar biasa sebelum bersama-sama menyantap makam malam.
2. Menyalakan petasan tepat tengah malam saat pergantian tahun.
Menjadi tradisi untuk menunggu pergantian tahun baru dengan begadang dan berkumpul bersama keluarga setelah makam malam.
Tradisi menyalakan petasan tepat saat malam pergantian tahun ini juga memiliki makna bagi keluarga. Petasan dan kembang api dinyalakan pada tengah malam untuk menakuti roh jahat dan merayakan datangnya tahun baru.
BACA JUGA:Libur Imlek 10 Februari 2024, Easy Cash Beri Pinjaman Rp 20 Juta, Syaratnya Cuma Ini
3. Menyalakan petasan saat pagi hari diawal tahun baru.
Beberapa tempat, keluarga pertama-tama menyalakan petasan ketika mereka membuka pintu rumah.
Ini merupakan simbol keberuntungan sepanjang tahun. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa suara ledakan petasan akan mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Menyalakan petasan saat pagi hari Tahun Baru Imlek adalah tradisi yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Tradisi ini tidak hanya memberikan hiburan dan kemeriahan, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Tionghoa.
BACA JUGA:Dijamin Beruntung, Ini Pilihan Warna Hoki Saat Hari Raya Imlek 2024
Selain simbol keberuntungan, petasan juga melambangkan awal yang baru. Tahun Baru Imlek merupakan momen untuk merayakan kelahiran kembali dan memulai lembaran baru.
Suara ledakan petasan seolah-olah menandakan bahwa tahun yang baru telah dimulai, dan semua orang memiliki kesempatan untuk memulai hidup yang baru.
Tradisi tidak menyapu kertas merah petasan yang berserakan
Dalam tradisi Tionghoa, ada kepercayaan bahwa menyapu pada hari Tahun Baru Imlek akan menyapu bersih keberuntungan.
Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa tidak segera menyapu kertas merah yang ditinggalkan oleh petasan.
BACA JUGA:Koleksi dan Berburu Emas Batangan PT Antam Series Imlek 2024, Motifnya Unik Loh!
Kertas merah adalah warna keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa. Kertas merah yang ditinggalkan oleh petasan dianggap sebagai simbol keberuntungan yang tersisa dari petasan.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa menyapu kertas merah tersebut akan menyapu bersih keberuntungan yang tersisa.
Kepercayaan ini didasarkan pada filosofi Tionghoa yang percaya bahwa keberuntungan adalah hal yang rapuh. Keberuntungan dapat datang dan pergi dengan mudah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keberuntungan agar tidak hilang.
Menyapu kertas merah pada hari Tahun Baru Imlek dianggap sebagai tindakan yang dapat menghilangkan keberuntungan. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa tidak segera menyapu kertas merah tersebut. Mereka akan menunggu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelum menyapu kertas merah tersebut.
BACA JUGA:Imlek 2024, Ini Deretan Makanan yang Penuh Mitos dan Menjadi Pantangan
Pesta Tahun Baru Imlek memang nggak lengkap tanpa petasan dan kembang api. Suaranya yang menggelegar dan warna-warninya yang cerah memang bikin suasana jadi makin meriah.
Nggak cuma itu, petasan dan kembang api juga dipercaya bisa mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Makanya, nggak heran kalau masyarakat Tionghoa masih setia dengan tradisi menyalakan petasan di malam Tahun Baru Imlek.
Meski menimbulkan gangguan suara dan tumpukan kertas merah, masyarakat Tionghoa tetap menikmati petasan.
BACA JUGA:Ini Kudapan Khas Perayaan Imlek 2024, Bisa Membawa Hoki Loh!
Bagi mereka, petasan bukan sekadar hiburan, tapi juga simbol dari semangat baru dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.(*)