Raja Najasyi adalah penguasa kerajaan Axum atau Aksum di wilayah Afrika Timur dan merupakan seorang nasrani yang taat serta paham terhadap sejarah.
Menurut penulis biografi muslim Ibnu Ishaq, sepupu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Habasyah sebagai utusan Rasulullah SAW.
Beliau adalah Ja’far bin Abi Thalib yang memberi tahu raja Najasyi mengenai penganiayaan yang dilakukan oleh suku Arab Quraisy terhadap umat muslim.
Perintah hijrah ini tertera dalam QS. Az-Zumar : 10 yang artinya :
BACA JUGA:Ramzan Kadyrov Bangun Lebih Banyak Rumah Layak Huni Buat Pengungsi Palestina di Chechnya Rusia
“Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah mengetahui bahwa Raja Najasyi adalah pemimpin yang adil hingga tidak satu pun yang teraniaya disisi beliau.
Pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, 16 orang sahabat yang terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan pergi ke Habasyah.
Rombongan tersebut dipimpin oleh Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu dan terdapat pula sayyidah Ruqayyah, putri Rasulullah SAW.
BACA JUGA: Palestina Insight! 90 Hari Badai Al-Aqsha, Inilah Perubahan Besar yang Terjadi
Kaum muslimin pergi dengan cara diam-diam meski hampir saja tertangkap oleh orang-orang kafir Quraisy.
Kaum muslimin yang sudah tinggal di Habasyah mendengar kabar bahwa kaum musyrik Quraisy telah masuk Islam.
Kabar itu membuat kaum muslimin kembali ke Makkah, akan tetapi kaabr tersebut rupanya kebohongan.
Kemudian, kaum muslimin pergi diam-diam kembali ke Habasyah dan pergi secara terpisah atau masuk ke sebuah kota dibawah perlindungan beberapa orang.
Rombongan kedua yang menuju Habasyah sebanyak 83 orang dibawah kepemimpinan Ja’far bin Abi Thalib.