Museum ini berdiri di atas tanah seluas 23.565 meter persegi. Awalnya museum ini bernama Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan.
Melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 4 April 1990, namanya menjadi Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa. Balaputra Dewa adalah seorang Raja Sriwijaya yang berkuasa sekitar abad ke-9 Masehi.
Museum Balaputra Dewa merupakan museum umum yang memiliki sepuluh jenis koleksi berjumlah 3.882 buah. Koleksi adi karya yang ada di sana antara lain koleksi rumah limas, koleksi batu gajah, koleksi emas swarna patra, dan koleksi arca Buddha perunggu Wairocana.
4. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Terletak di tepi Sungai Musi, museum ini memamerkan berbagai koleksi mulai dari temuan arkeologi, etnografi, biologi, seni dan khususnya numismatik, studi atau koleksi mata uang.
Di museum ini pengunjung bisa menemukan banyak peninggalan sejarah mulai dari koleksi foto prasasti Kedukan Bukit, arca kuno Buddha dan Ganesha Amarawati, serta berbagai peninggalan lainnya termasuk peninggalan zaman Sriwijaya.
Awalnya museum ini bernama Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo, sebagaimana fungsinya dahulu adalah sebagai istana sultan.
Bangunan museum Sultan Mahmud Badaruddin II, bersama Masjid Agung Palembang, dibangun pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo.
BACA JUGA:TWKS Palembang Diyakini Tempat Transaksi Jual Beli Kerajaan Sriwijaya
5. Museum Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS)
Museum Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya merupakan museum khusus karena hanya mengangkat satu tema, yaitu Kerajaan Sriwijaya.
Koleksi-koleksi yang dipamerkan diklasifikasi dalam dua jenis, yakni Arkeologika dan Keramologika.
Penataan koleksi disajikan secara kronologis, yaitu masa Pra Sriwijaya, Sriwijaya, dan Pasca Sriwijaya.
Koleksi prasasti banyak dipamerkan di sini. Ada juga koleksi arca dan keramik. Yang khas adalah arsitektur Candi Bumiayu karena berlatar agama Hindu. Koleksi-koleksi lain bercirikan agama Buddha.