PALEMBANG, SUMEKS.CO - Lebih dari separuh jalan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Sumsel, dinahkodai Drs KH Mudrik Qori, segudang prestasi sudah didapatkan.
Sejak 16 tahun terakhir, LPTQ Sumsel di ajang MTQ dan STQH terbenam tanpa prestasi. Tentu, hal ini menjadi beban berat bagi KH Mudrik Qori.
Di ajang MTQ Nasional, terakhir kali Sumsel masuk 10 besar yakni pada MTQ di Provinsi NTB tahun 2006.
Sedangkan di ajang STQH sedikit lebih baik, yakni pada STQH di Pontianak Kalbar tahun 2019, Sumsel masih mampu masuk 8 besar. Namun pada STQH di Maluku Utara tahun 2021 kembali terpuruk.
BACA JUGA:Ketua LPTQ Sumsel KH Mudrik Qori Minta Dewan Hakim MTQ/STQH Adakan Training Penjurian Secara Rutin
Berbekal dengan semangat baru, dan sebagian pengurus wajah baru, KH Mudrik Qori bergerak cepat.
Langkah pertama yang dilakukannya melakukan koordinasi dengan menggelar Rakerda I dan Pelatihan Dewan Hakim.
Melalui dua moment ini, program kerja disepakati, regulasi dan rekomendasi disahkan.
Termasuk memperbaharui sistem penilaian lomba secara digitalisasi, dengan sistem life score dan interval nilai.
BACA JUGA:Pengembangan Tilawatil Quran Membaik, Pansus V DPRD Sumsel Apresiasi LPTQ Sumsel
Guru dari LPTQ Jatim diminta berbagi ilmu dan pengalaman tentang sistem life score ini. Sekretaris LPTQ Sumsel, KH Agus Jaya, Lc, MHum diminta untuk memperdalam masalah ini, dibantu Tim IT LPTQ.
Sistem penilaian secara life score dinilai urgen, untuk mencegah subjektifitas dalam pemberian nilai oleh Dewan Hakim MTQ/STQH.
Sistem life score ini sukses diterapkan saat MTQ Provinsi Sumsel bulan Mei 2022. Sejumlah pengurus LPTQ Nasional memuji kemampuan Sumsel dalam menerapkan sistem life score tersebut, kendati masih ada sedikit kekurangan.
MTQ tahun 2022 yang sejatinya digelar di Kota Pagaralam sebagai tuan rumah, namun dengan berbagai alasan Pemkot di kaki Gunung Dempo itu, menyatakan tidak menyanggupi. Lalu pelaksanaan MTQ 2022 diambil alih oleh LPTQ Sumsel.
BACA JUGA:Persipra Allstar Jajal Tim Muda LPTQ UIN Palembang