Atau Rp180,48 triliun (asumsi kurs Rp15.694/US$) per tahun bagi Israel.
Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini.
BACA JUGA:Ramai Seruan Aksi Boikot Produk Pro Israel, Berikut Tanggapan Para Ulama Indonesia
Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik Israel adalah penanggulangan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah bertindak untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot.
Sebab, ribuan orang di Israel disebut berpotensi kehilangan pekerjaan
Jika negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.
Melansir dari The Jerusalem Post, Israel membantah bahwa gerakan boikot dapat merugikan mereka dan menambah penderitaan rakyat Palestina.
Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa ekspor barang-barang intermediet Israel mengalami penurunan tajam dari 2014 hingga 2016
Sehingga menimbulkan kerugian sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp94,16 triliun. *