Bahkan Netanyahu bawa-bawa nama Palestina dalam ancamannya.
Bahwa boikot yang dilakukan pada zionis akan berdampak besar pada Palestina.
Netanyahu secara tak langsung sudah mengungkap belangnya, bahwa zionislah yang lebih dulu memboikot Palestina (blokade) sejak lama.
Boikot yang dilakukan masyarakat dunia bahkan diyakini akan menaikkan omset pengusaha lokal.
Diketahui boikot ini membutuhkan barang subtitusi.
Nah, barang-barang itulah yang saat ini diburu masyarakat yang peduli akan penderitaan rakyat Palestina.
Contoh barang-barang yang harus diboikotpun tersebar di media sosial secara masif.
Boikot inipun menurut segelintir konten kreator tidak berdampak pada Israel.
Konten ini tentu berlatar ‘ketakutan’ bahwa Isreal akan mengalami kebangkrutan.
Apalagi sudah menjadi fakta bahwa Isreal memang membayar para konten kreator itu.
Selain memang ada latar alasan keberpihakan didasari faktor agama si konten kreator.
Laporan Al Jazeera pada 2018 saja bisa dijadikan acuan terkini.
Gerakan boikot saat itu menimbulkan kerugian masif US$11,5 miliar bagi Israel.