3. Kaos Dagadu
Selain sebagai kota gudeg atau kota pelajar, Jogja juga tak bisa dipisahkan dari kata kreativitas. Banyaknya seniman yang lahir dari Jogja memicu pertumbuhan kreatifitas disana sangat pesat termasuk pada ranah oleh-oleh khasnya.
Salah satu yang tidak bisa dilewatkan adalah kaos Dagadu. Kaos Dagadu adalah kaos oblong dengan desain khas yang lucu. Menggambarkan berbagai keunikan Jogja, mulai dari kuliner, budaya, hingga tempat wisata.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Kuliner Khas Malang Legendaris yang Disukai Wisatawan
Kaos Dagadu memiliki desain yang khas, yaitu menggunakan bahasa Jawa yang unik dan lucu. Kaos Dagadu juga banyak menampilkan ilustrasi yang menggambarkan berbagai hal tentang Jogja, seperti gudeg, angkringan, dan Candi Borobudur, serta candaan-candaan khas msayarakat lokal Jogja.
Sejak diproduksi pada tahun 1994, kaos ini populer sebagai buruan wisatawan yang datang ke Jogja. Ilustrasi dan kata-kata unik khas Jogja akan selalu mengingatkan suasana yang hangat, kreatif dan penuh dengan keceriaan.
Kaos Dagadu menjadi oleh-oleh yang wajib dibeli, tidak hanya menyuguhkan tulis kota Jogja, namun pesan atau ilustrasi yang ditampilkan membuatnya unik dan menarik.
4. Kopi Volcano Merapi
BACA JUGA:No Wacana, Ini 5 Tips Liburan Singkat Anti Ribet! Nomor 2 Jangan Dilakukan
Gunung Merapi menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik di Jogja. Jarak tempuhnya yang tidak jauh dan mudahnya akomodasi menuju wisata gunung ini membuatnya pilihan favorit selain dipantai atau kota.
Gunung Merapi menjadi salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia. Aktifitas vulkano tersebut menjadikan kopi yang ditanam disana lebih unik dan memiliki cita rasa yang khas gunung vulkano.
Jika memiliki kesempatan mengunjungi gunung ini jangan lupa membeli kopi vulkano gunung Merapi sebagai buah tangan untuk orang tersayang dirumah.
5. Batik
BACA JUGA:5 Destinasi Wisata Populer di NTT, Pas Buat Liburan Nataru Bersama Keluarga
Sebagai kota yang kental dengan budayanya, Jogja memiliki produk budaya yang legendaris yaitu batik.
Kain tradisional ini diproduksi secara manual dengan menitikan lilin sebagai penutup pori-pori kain yang akan diwarnai.