SUMEKS.CO - Viral di media sosial pernyataan dari anggota Komisi III DPR RI, Wihadi Wiyanto, terkait pergantian seluruh Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) di Indonesia.
Dikutip dari unggahan akun TikTok @lapaswatch, 22 November 2023, anggota Komisi III DPR RI ini menyebut, bahwa pergantian seluruh Kalapas di Indonesia diduga berkaitan dengan Pemilu 2024.
Di video berdurasi 1 menit 43 detik tersebut, anggota Komisi III DPR RI ini mencontohkan pergantian seluruh Kalapas di Daerah Pemilihannya (Dapil) Jawa Timur.
BACA JUGA:Kalapas dan Kepala Imigrasi Tanjungpandan Babel dapat Penghargaan dari Menkumham
"Di Dapil saya Jatim, hampir seluruh Kalapas ganti pak. Dan setelah saya amati, ternyata juga hampir semua Kalapas ganti," sebut anggota Komisi III DPR RI ini.
Terhadap hal ini, anggota Komisi III DPR RI ini pun bertanya-tanya tentang kepentingan dibalik pergantian hampir seluruh Kalapas di Indonesia. Pasalnya, pergantian ini dilakukan menjelang Pemilu 2024.
"Ada apa ini, deket-deket Pemilu Kalapas diganti semua," tanya anggota Komisi III DPR RI ini.
BACA JUGA:Terapkan E-Pas Pay, Seluruh WBP Lapas Narkotika Muara Beliti Tak Bersentuhan dengan Uang
Anggota Komisi III DPR RI juga mengungkapkan sebuah informasi yang cukup mengejutkan. Dimana, anggota Komisi III DPR RI ini mendengar adanya sebuah fakta integritas yang dilakukan Dirjen Pemasyarakatan dengan Penjabat Sekjen Kemenkumham RI.
"Dimana fakta integritas itu untuk memenangkan daripada salah satu Calon Presiden pada Pemilu 2024 mendatang," sebut anggota Komisi III DPR RI.
Adapun tugas dari Kalapas yang baru ditunjuk, terang anggota Komisi III DPR RI ini, adalah untuk memenangkan salah satu Capres melalui warga binaan yang dipimpin oleh Kalapas-Kalapas yang baru ditunjuk tersebut.
BACA JUGA:Tingkatkan Deteksi Dini, Lapas Narkotika Muara Beliti Kontrol Area Brandgang
"Dan pada saat nanti Kalapas yang mempunyai tanggungjawab tersebut berhasil menjalankan tugas, akan dinaikkan pangkatnya," terangnya.
Anggota Komisi III DPR RI ini pun menilai, bahwa informasi yang diterimanya dari masyarakat tersebut, ada kemungkinan benar-benar terjadi di Lapas-Lapas yang ada di Indonesia.
"Saya melihat ini memungkinkan untuk terjadi kalau di Lapas itu. Karena pertama, TPS yang ada di Lapas itu khusus," katanya.