SUMEKS.CO - Organisasi Masyarakat (Ormas) Adat Pasukan Manguni diketahui tak hanya menolak aksi solidaritas Palestina yang menyebabkan bentrokan di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), namun pada 2009 lalu pernah menolak masuknya FPI di Minahasa.
Salah satu Ormas yang mendukung penjajahan di Palestina atau pro terhadap Israel di Indonesia, yakni Pasukan Manguni.
Ya, Ormas Adat Pasukan Manguni baru-baru ini menjadi buah bibir masyarakat Tanah Air, lantaran terlibat bentrok dan melakukan hal anarkis saat berlangsungnya aksi solidaritas Palestina di Bitung, Sulut.
Tak hanya itu, Ormas Adat Pasukan Manguni diduga pernah terlibat tragedi Poso yang menyebabkan ratusan jiwa melayang.
Bahkan, Pasukan Manguni juga pernah menolak masuknya FPI pada 2009 lalu dan menentang klaim sepihak negara bagian Sabah pada 2013.
Dilansir dari berbagai sumber, Pasukan Manguni diambil dari salah satu kelompok dalam pemberontakan Permesta pada tahun 1958-1961.
Salah satu pemimpin kelompok ini yang cukup berpengaruh adalah Dicky Mangkoem, pria asal Manado yang sempat menjadi preman di Jakarta.
Saat kerusuhan di Poso, gerakan ini juga mengirimkan anggotannya di bawah nama 'Kelelawar Hitam'.
Bentrok yang terjadi di Bitung Sulawesi Utara (Sulut), antara Organisasi Masyarakat (Ormas) Adat Pasukan Bitung dengan kelompok pro Palestina, berbuntut panjang dan membuat beberapa laskar Islam turut bergerak.
Suasana di Kota Bitung hingga kini masih mencekam pasca bentrokan yang terjadi pada 25 November 2023 lalu.
Pasalnya, Ratusan massa Laskar Islam dibawah API Islam menyisir Sekretariat Manguni, untuk mencari keberadaan anggota yang ikut terlibat melakukan kerusuhan saat acara aksi solidaritas Palestina.
Ketua Laskar API Islam, Sayful Al Ayubbi, memimpin langsung penyisiran tersebut bersama ratusan massanya.