Ia menduga, tuduhan Israel itu merupakan pra kondisi Israel untuk melakukan serangan ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
"Maka kami minta kepada seluruh masyarakat untuk mengecam Israel, agar tidak melakukan langkah-langkah yang brutal terhadap rumah sakit Indonesia di Gaza," ujar Sarbini.
Ia mengungkapkan, Rumah Sakit Indonesia merupakan tumpuan 450 jiwa masyarakat Gaza bagian Utara.
"Dimana para dimana 450 jiwa masyarakat Gaza tergantung dengan satu rumah sakit Indonesia. Ini merupakan andalan atau tumpuan," ungkap Sarbini.
Sejarah pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dilatarbelakangi oleh serangan Israel ke Gaza pada 2008, yang menyebabkan ribuan orang tewas.
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia diinisasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Karena melihat rumah sakit di Gaza yang keteteran dalam menampung korban akibat serangan Israel.
Dana yang digunakan untuk membangun rumah sakit ini berasal dari donasi masyarakat.
Kendati begitu, MER-C sebenarnya mendapat dana bantuan sebesar Rp 20 miliar dari Kementerian Kesehatan RI. Tetapi tidak terealisasi karena sejumlah pertimbangan.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibangun di atas tanah wakaf Otoritas Palestina seluas 16.261 meter persegi.
Proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia dimulai pada 2011 dan diresmikan pada 27 Desember 2015 oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla. (*)