BEKASI, SUMEKS.CO - Era digital telah mengubah lanskap sejumlah sektor, termasuk pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan di Indonesia kini dihadapkan pada tuntutan untuk meningkatkan literasi digital mereka guna mengikuti perkembangan teknologi yang pesat dan menyediakan layanan kesehatan yang lebih efisien. Literasi digital bukan lagi opsional, melainkan kunci sukses dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Sebagai tenaga kesehatan kita memiliki tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan dan keselamatan pasien seperti kemampuan untuk memahami, mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi kesehatan digital dengan bijak adalah kunci dalam memberikan perawatan berkualitas dan aman,” ucap Ketua Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia Amiruddin Supartono pada acara Literasi Digital Kepada Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia Seri 2 di Bekasi, Senin 16 oktober 2023.
Ia juga menekankan bahwa, dengan semua manfaat literasi digital juga datang dengan berbagai tantangan diantaranya resiko keamanan dan penyalahgunaan informasi.
“Penting untuk terus meningkatkan literasi digital bagi tenaga kesehatan berkolaborasi dengan tim dan menjalani pelatihan berkala untuk tetap relevan dalam dunia kesehatan yang berubah dengan sangat cepat,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Widyaiswara Ahli Madya Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Kemenkes RI, Maman menyampaikan tentang digital skill guna memahami kecakapan digital.
“Pemahaman keterampilan digital, tidak hanya sekedar memahami, tidak sekedar terampil secara hard skill, tetapi bagaimana kemampuan kita memahami, menyeleksi, memverifikasi, menganalisis, dan berpartisipasi di media digital atau penggunaaan teknologi digital secara efektif dan efisien,” ucap Maman
Harapan Maman, semua yang tergabung di dalam organisasi profesi kesehatan, yang memiliki pemahaman dan keterampilan berkaitan dengan digital, turut serta mendukung terwujudnya transformasi digital di sektor kesehatan.
Sementara itu, Pimpinan HM Center INDIGITAMA, Muhammad Haris Maknun memaparkan tentang digital safety. Selain terampil digital, kita harus paham supaya aman dan berakhir selamat. Dalam era transformasi digital, ada manfaat dan risiko yang mengganggu. Contohnya ketika terbiasa foto selfie, share di medsos, menjadi ancaman bagi diri kita bahkan karir kita.
BACA JUGA:Gilak! Megawati Hangestri Masuk 5 Daftar Top Skor Korea V-League 2023/2024
Menurutnya, foto disimpan silahkan, namun ketika handphone itu dijual, meski data sudah terhapus, masih bisa diambil oleh software.
“Saran saya, kalau udah nggak dipakai, nggak usah dijual. Kalaupun rencana mau dijual, yang isinya tidak terlalu penting. Kenapa? itu jejak digital yang semuanya ada di dalamnya.”
Dalam keamanan digital, peran individu memahami manfaat dan risiko akan meningkatkan kewaspadaan masing-masing individu agar tidak terjebak pada masalah yang tidak dipahami.
Ditambahkan oleh Wawan, yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain adalah etikanya, ujung-ujungnya akan jadi karakter dan budaya. Makanya perlu digital ethics supaya kita melek informasi, dan yang paling penting adalah menjadi jati diri bangsa kita yang sopan.
BACA JUGA:Tim Pemenangang Ganjar - Mahfud di Kabupaten Banyuasin Terbentuk, Mantan Bupati Askolani Jadi Ketua