Keesokan paginya, garam pada kaleng diperiksa volumenya. Kaleng yang paling sedikit mengandung garam, apalagi yang hingga habis, bisa dipastikan bahwa sumber di air terletak di dekat kaleng yang sisa garamnya paling sedikit.
Kadar garam yang sedikit itu disebabkan karena air tanah mengikat mineral.
3. Menggunakan Daun Pisang
Cara tradisional lainnya yang sering digunakan dalam menentukan letak sumber mata air adalah dengan menempatkan daun pisang pada malam hari.
BACA JUGA:Termahal di Dunia, Celana Dalam Koleksi Terbaru Miu Miu Dibanderol Rp87 Juta, Gimana Rasanya Ya?
Pada pagi hari, embun yang menempel pada daun pisang tersebut pada bagian bawah dapat dilihat, semakin banyak embun yang menempel pada daun, maka semakin banyak debit air.
Debit air yang banyak menandakan kelembaban yang tinggi, yang dianggap sebagai tanda adanya mata air.
Selain daun pisang, bahan alam lain seperti daun keladi dan sabut kelapa dapat digunakan untuk menentukan sumber air, dengan metode dan prinsip kerja yang sama dengan daun pisang.
4. Dowsing/Water Witching
BACA JUGA:Trend Nyeleneh Cocerot USA Merambah ABG Bandung Bikin Ngakak, Warganet: Cobaan Apa Lagi Ini Tuhan!
Teknik ini banyak digunakan di Amerika Serikat sejak zaman dahulu. Alat yang banyak digunakan adalah pendulum dan kawat dalam selang.
Caranya adalah menggunakan 2 batang kawat tembaga dengan panjang 50cm diameter 3mm, 2 selang stainless dengan panjang 10cm diameter dalam 5mm.
Kedua kawat dibengkokan 90 derajat dengan pembagian 40cm dan 10cm. Bagian kawat 10cm dimasukan ke selang stainless.
Setelah itu, selang berisi kawat dibawa setinggi pinggang. Dowser akan berjalan berkeliling lokasi yang ditentukan sambil membawa alat sederhana ini.
Jika kawat membentuk lurus, bisa dipastikan bahwa wilayah tersebut tidak memiliki sumber air. Tetapi, jika kawat membentuk silang, daerah tersebut dianggap memiliki sumber air.