PRABUMULIH, SUMEKS.CO - Bank Sampah Prabumulih (BSP) kini dilengkapi dengan laboratorium mini.
Di sana, tempat memproduksi berbagai produk yang berbahan dasar eko enzim atau sampah organik.
"Untuk produk yang dihasilkan dari lab mini kita ini, ada sabun cair pencuci piring, sabun mandi batangan dan ada juga sabun dari minyak jelantah," ujar Manager Bisnis dan Operasional BSP, Desti Fajarini melalui Dian Novita Sari Teller Bank Sampah, Senin (25/9).
"Semua produk yang dihasilkan merupakan sabun ramah lingkungan, bahkan ada pula sabun pembersih kaca berbahan dasar sampah organik," lanjutnya.
BACA JUGA:Usai Jajal Tol Indraprabu, Herman Deru Resmikan Bank Sampah Mobile di Prabumulih
Lebih lanjut, Dian menjelaskan sampah organik yang dipilih seperti kulit jeruk yang baru diperas, nanas dan buah-buahan lainnya yang masih baru.
"Jadi kulit buah itulah yang kita olah. Ada semua cara proses pembuatannya di lab mini kota," terangnya.
Disinggung kapan mulai produksi? Perempuan berhijab itu mengaku untuk eksperimen nya sudah lama sejak awal covid-19.
Namun, untuk produksi massal baru dimulai beberapa bulan terakhir atau lebih tepatnya sejak ada bantuan CSR dari PT PLN.
BACA JUGA:Bank Sampah Sakura Palembang Punya 350 Nasabah Aktif, Uang Dapat Dicairkan Setiap 3 Bulan di BNI
Bagaimana dengan pemasarannya sendiri? Pihaknya mengaku, sabun yang diproduksi bisa digunakan bagi mereka yang mempunyai kulit sensitif dan bisa pula digunakan untuk umum.
"Apalagi sekarang kita banyak kedatangan tamu anak anak sekolah yang belajar kesini. Jadi untuk setiap anak yang datang kita kenakan biaya masuk dimana mereka sudah mendapatkan sabun di setiap kedatangan mereka dan mereka juga mendapatkan ilmu seputar Bank Sampah," tukasnya mengaku hal itu selain untuk menekan biaya operasional juga berfungsi untuk pemasaran produk. (chy)