Yang mana, kata Gatot sosok Malahayati bahkan dianugerahkan sebagai Laksamana, sehingga dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.
"Malahayati sosok perempuan janda yang menjadi panutan, karena bisa menumpas penjajah saat itu apa lagi yang laki-lakinya," ujar Gatot.
Oleh sebab itu, lanjut Gatot mempertegas jangan pernah meremehkan atau menganggap suku Melayu itu kaleng-kaleng.
Gatot juga menyampaikan pesan kepada Presiden RI Joko Widodo harus memahami sejarah adanya bangsa Indonesia.
Dia juga menyindir terkait polemik yang terjadi di Kota Batam yang berhubungan dengan Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga harus mengorbankan masyarakat asli Melayu di sana.
Gatot menganggap program PSN yang dicanangkan pemerintah, tidak mempertimbangkan faktor-faktor lainnya seperti pulau- pulau kecil lainnya yang sangat tergantung pada pulau Rempang Kota Batam.
"Bayangkan jika semua sudah terkena proyek PSN di sana dan pulaunya digunduli, lantas pulau kecil lainnya mencari air bersih kemana lagi," tutur Gatot.
Selain itu, lanjut Gatot dalam program PSN yang dicanangkan oleh pemerintah ber fikirnya hanya bagaimana agar proyek-proyek tersebut berjalan.
Bukan berfikir, kata Gatot bagi masyarakat yang terkena PSN untuk dihidupkan saja di wilayah terdampak PSN bukan malah diusir.
Karena, masih menurut Gatot masyarakat-masyarakat yang berada di Pulau Rempang adalah warga negara Indonesia sendiri bukan warga asing yang nyatanya harus dilindungi sebagaimana undang-undang.
Dia juga menilai cara pemerintah melakukan pengosongan wilayah untuk PSN adalah tergolong sadis.
"Sehingga kondisinya saat ini baik di Rempang atau wilayah lainnya malah jadi makin ruwet, karena pemerintah mengutamakan manusia-manusia istimewa di sana, bukan masyarakat asli Melayu yang notabene adalah warga negara Indonesia," tukasnya. *