Menurut UAS, para pendemo di gedung BP Batam yang ditangkap itu hanyalah orang-orang yang berusaha mempertahankan tanah dan rumahnya.
"Cemana kalau rumah kita diambil orang, cemana kalau tempat mencari nafkah, cari makan itu dirampas orang," ujar UAS.
UAS pun mengutip arti dalam salah satu hadist, yakni barang siapa yang sampai mati membela hak-haknya, harta bendanya dan membela harga dirinya maka dianggap mati syahid.
Untuk itu, lanjut UAS dalam ceramahnya demi membela saudara di tanah Melayu pulau Rempang, maka bagi pengacara atau yang punya ilmu untuk segera membela masyarakat suku Melayu di pulau Rempang.
BACA JUGA:Bantu Berikan Makanan ke Warga Rempang Saat Demo, Sahabat UAS Malah Ditangkap Polisi
"Berangkatkan kalian (pengacara asli suku Melayu) sekarang untuk apa, yakni untuk menolong masyarakat Pulau Rempang yang sekarang ini sedang ditangkap," turut UAS.
Bentuk dukungan senada juga dilontarkan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan sikap tegas, menanggapi polemik yang terjadi di Pulau Rempang Kota Batam hingga menyebutkan jangan dianggap suku Melayu adalah suku kaleng-kaleng.
Pernyataan tersebut dia sampaikan saat menggelar suatu kegiatan diskusi publik bersama tokoh lainnya, sikap tegas Gatot membela suku Melayu terutama di pulau Sumatera.
"Saya hanya mengingatkan saja, suku yang ada di Indonesia ini ada tarian perang, dan pada saatnya mereka siap untuk berperang, jangan sampai itu terjadi," kata Gatot
BACA JUGA:Kisruh Penolakan Relokasi Warga Melayu di Pulau Rempang, UAS Minta Pengacara Asli Melayu Pulang
Dalam penyampaiannya, Gatot mengutip sebuah kalimat dari seorang pejuang suku Melayu, ketika kapal penjajah dari Portugis datang dihabisi semua tanpa sisa.
"Ku nyatakan perang pada bangsa manapun, yang membawa sengsara negeri ini, dan bila laut yang mendatangkan para perampas itu ke Nangroe maka laut pula yang akan ku jadikan kuburan mereka," tegas Gatot mengutip kalimat seorang pejuang suku Melayu.
Menurut Gatot, kalimat tersebut telah dibuktikan oleh seorang pejuang Melayu selain mengusir penjajah dari Portugis juga mengusir penjajah Belanda di Nangroe Aceh Darussalam.
Diungkapkannya, sosok pejuang atau pahlawan dari tanah Melayu tersebut adalah seorang kepala barisan pengawal istana dari kesultanan Nangroe Aceh Darussalam.
BACA JUGA:UAS Dipanggil Polisi Usai Dirikan Dapur Umum untuk Warga Rempang, Habib Rizieq: Kita Harus Lawan
Selain sosok tersebut, lanjut Gatot ada juga sosok pejuang Melayu lainnya seperti Malahayati perempuan pejuang asli Melayu Aceh.