Setelah itu, Metha merasa yakin.
“Awalnya top up Rp1,5 juta. Setelah itu, karena merasa withdraw (WD) lancar, saya terus top up sampai total Rp20 jutaan,” jelasnya.
Metha punya lima akun.
“Saya tertarik ikut karena MAT menunjukkan bukti transferan dari FEC yang telah didapatnya,” kata Metha.
BACA JUGA:Penyidik Polda Sumsel Jemput Bola, Datangi Oknum Pejabat Pemprov Mentor Investasi Bodong FEC
Namun, setelah ramai pemberitaan terkait pencabutan izin hingga FEC dinyatakan ilegal oleh OJK, MAT pun seperti lenyap ditelan bumi.
“Informasi terakhir dia (MAT) sedang liburan, tidak tahu ke mana,” cetusnya.
Kedatangan Metha dan empat korban lain ke Polda Sumsel didampingi kuasa hukum mereka, Ricky MZ SH CPL yang sehari sebelumnya juga telah melaporkan tak kurang dari 200 orang menjadi korban FEC dengan taksiran kerugian lebih dari Rp1 miliar.
Menurut Ricky, keinginan untuk menjerat Mister Mike, yang disebut-sebut sebagai pemilik FEC, asal dari Amerika tentu tidak mudah.
“Jadi kami minta para mentor yang bertanggung jawab. Termasuk oknum Bhayangkari yang baru dilaporkan para klien kami ini,” tukas Ricky didampingi Tezzi Jayansyah, SH dari LBH Peradi Pergerakan.
Sebelumnya, Munawir, warga Muara Enim yang telah melapor sebelumnya mengatakan, dalam WhatsApp Group (WAG) yang diikutinya ada sekitar 220 member yang melisting jumlah kerugian mereka.
“Totalnya Rp1 miliar lebih. Dari Muara Enim, Prabumulih, Palembang, OKI, Indaralaya. Ada juga Lombok, Bali, Jambi,” urainya.
Meski begitu, menurutnya masih banyak korban lain dalam grup WA itu yang melisting data kerugiannya.