KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Perkebunan karet memang telah lama menjadi salah satu komoditas yang penting dalam perekonomian beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Sumatera Selatan.
Karet alami dihasilkan dari pohon karet (Hevea brasiliensis) dan memiliki banyak aplikasi dalam industri, terutama dalam produksi ban, alas kaki, dan berbagai produk karet lainnya.
Namun, harga karet bisa sangat fluktuatif dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan dalam permintaan global, cuaca, penyakit tanaman, serta kebijakan pemerintah terkait perdagangan dan komoditas.
Penurunan harga karet bisa menjadi dampak dari berbagai faktor, seperti peningkatan produksi global, penurunan permintaan, atau perubahan kebijakan perdagangan.
Ketika harga karet anjlok, dampaknya dapat dirasakan oleh para petani karet di OKI dan wilayah lainnya. Para petani mungkin menghadapi kesulitan ekonomi karena pendapatan mereka menurun.
Pemerintah daerah dan pemerintah pusat biasanya berusaha untuk membantu petani dengan mengambil langkah-langkah seperti memberikan bantuan atau subsidi, memberikan edukasi tentang diversifikasi sumber pendapatan, atau mencari solusi jangka panjang seperti meningkatkan efisiensi produksi dan pemrosesan karet.
Harga karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini mengalami penurunan dari harga yang lebih stabil sebelumnya.
Penurunan harga karet dari Rp 10.000 hingga Rp 12.000/Kg menjadi Rp 9.000/Kg dapat memiliki dampak signifikan pada pendapatan petani dan perekonomian lokal.
BACA JUGA: Harga Karet di Kabupaten OKI Tembus Rp20.237 Per Kilogram, Sayang Produksi Menurun
"Hancur mbak harga karet sekarang ini turun terus. Sekarang diterima Rp 9.000/Kg sebelum Rp 9.200/Kg," ungkap petani karet Desa Bumi Arjo, Abduloh Faeq, kepada SUMEKS.CO, Selasa 22 Agustus 2023.
Dia menjelaskan, turunnya harga karet ini berangsur angsur hingga akhirny sekarang ini Rp 9.000/Kg. Maka dengan turunnya harga karet ini, jelas pendapatan petani karet seperti dirinya dan masyarakat petani karet lainnya berkurang.
"Harga karet dari Rp 10.000/Kg turun turun jadi Rp 9.000/Kg, mau bagaimana lagi. Tapi jangan sampai harga anjlok lagi hingga Rp 8.000/Kg," ujarnya.
Selain harga karet yang turun, untuk produksi karet para petani yang biasa dipanen ini juga turun. Karena musim kemarau sehingga getah karet yang dihasilkan tidak banyak.