BACA JUGA:Awal Tahun Harga Karet Rp9.000/kg, Petani di OKI Masih Keluhkan Terlalu Murah
Getah karet yang dihasilkan untuk 1 hektarnya bisa mencapai 1 kwintal kini hanya menghasilkan 70 Kg saja yang didapat ditambah harga yang murah. Sehingga pendapatan juga sedikit.
"Getah karet selama musim kemarau ini sedikit hasilnya yaitu turun dari biasanya. Sekali panen dari 1 hektar menghasilkan 70 Kg karet," jelasnya.
Dibeberkan Abduloh, produksi getah karet turun sudah terjadi sejak Juni lalu hingga kini. Dimana musim kemarau diprediksi terjadi hingga Oktober dan November nanti.
Jadi, dapat dibayangkan produksi getah karet terus turun.
BACA JUGA:Petani di Ogan Komering Ilir Keluhkan Harga Karet Murah, Sekarang Rp 8.800 per Kilogram
Pada musim kemarau daun pohon karet ini berguguran, sehingga getah karet yang dihasilkan masih muda dan sedikit.
Apalagi tanaman karet ini telah diatas 25 tahun, ini juga yang membuat getah karet sedikit.
"Kita sangat berharap meskipun produksi turun tetapi harga karet jangan turun. Karena membuat pendapatan turun juga, padahal harga kebutuhan pokok sehari hari sekarang naik semua," jelasnya.
Dia menambahkan, getah karet yang dijual petani di Desa Bumi Arjo dan Desa sekitarnya ini adalah getah karet usia 14 hari dengan kadar 57-60 persen.
BACA JUGA:Meski Pelan, Harga Karet di Prabumulih Merangkak Naik
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten OKI, Dedi Kurniawan SSTP melalui Kepala Bidang Penyuluhan Pengolahan dan Pemasaran, Zulkarnain SP MSi, mengatakan, untuk harga karet dengan kadar karet kering (KKK) 100 persen 19.404/Kg dan untuk harga karet KKK 50 persen senilai Rp 9.702/Kg.
"Harga karet senilai tersebut belum dipotong biaya produksi. Biasanya karet yang dijual petani kadar 50 persen," ucapnya.
Zulkarnain mengatakan, petani karet di Kabupaten OKI biasanya menjual hasil karet nya di Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB) yang tersebar di kecamatan kecamatan. (*)