SUMEKS.CO - Dinasti Bani Abbasiyah tercatat dalam sejarah dunia sebagai era kejayaan Islam bidang teknologi dan sains. Berdirinya perpustakaan Baitul Hikmah atau Bait Al-Hikmah, terbesar di dunia, pada abad ke-8 masehi.
Perpustakaan yang terletak di pusat kota Baghdad itu didirikan Khalifah Harun Ar Rasyid yang dikenal sebagai pemimpin yang mencintai ilmu pengetahuan.
Kota Baghdad dulunya merupakan pusat peradaban dan literatur Islam. Baitul Hikmah mencapai puncak kejayaannya dimasa kepemimpinan anaknya yaitu Khalifah Al Makmun.
Hancurnya Perpustakaan Baitul Hikmah dari Bani Abbasiyah meninggalkan misteri tentang abad kekosongan.-foto sumeks.co-
Pada periode 813 hingga 833 M, ilmu pengetahuan berkembang sangat signifikan. Baitul Hikmah atau Bait Al-hikmah dikenal sebagai salah satu perpustakaan terbesar di dunia pada masa itu, setelah Perpustakaan Alexandria.
Dan juga sebagai pusat penterjemah era Dinasti Abbasiyah di Baghdad, Iraq. Pada era Abbasiyah ini, Baitul Hikmah atau House of Wisdom tidak hanya sebagai perpustakaan dengan ratusan buku bersejarah.
Namun sebagai pusat pendidikan, laboratorium dan forum berkumpulnya para cendikiawan untuk saling transfer ilmu. Ini ditandai dengan banyaknya buku yang tersimpan lebih dari 60 ribu koleksi buku.
BACA JUGA:Mengenal Ibnu Khaldun : Sang Pelopor Sosiologi Islam, Kritik Terhadap Penulisan Sejarah Terdahulu
Buku itu tidak hanya menggunakan Bahasa Arab, melainkan ada buku berbahasa Yunani, India dan Persia. Ada terdapat ruangan yang khusus menyimpan dokumen penting internasional.
Kemudian ada juga ruang untuk majelis ilmu, pusat penerjemah dan penulisan buku.
Itulah mengapa Baitul Hikmah menjadi kunci gelombang masuknya literature asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Persia.
Khalifah Al Makmun menggelontorkan gaji yang besar kepada cendikiawan yang menterjemahkan manuskrip kuno. Baitul Hikmah ini menyimpan semua cabang ilmu pengetahuan.
Mulai dari tafsir Al Quran, hadist dan fiqih hingga ke kimia, fisika dan geografi serta kedokteran.
Dari sisi seni, perpustakaan yang mulai dirintis dari Bani Ummayah itu memiliki koleksi buku dogeng, lelucon, anekdot, tata bahasa,dan buku peribahasa.