Konon, Banyaknya Biji Emas Di Sungai Musi Jadi Asal Usul Nama Kota Palembang

Jumat 28-07-2023,14:04 WIB
Reporter : Naba Anwar
Editor : Rappi Darmawan

Seiring perkembangan waktu, kata Palimbang kemudian bergabung menjadi Palembang, yang menjadi penanda atau nama suatu tempat hingga dikenal hingga saat ini.

Hal ini juga menunjukkan sebagai bukti dalam versi Bahasa Jawa, bahwa jika ada orang Jawa menyebutkan kata Kota Palembang, mereka terkadang menyebutnya Palimbang. 

Selain versi Bahasa Jawa. Dalam Bahasa Melayu konon berasal dari kata "pa" atau "pe" yang berarti tempat yang basah atau berair, atau dapat disimpulkan sebagai dataran rendah yang dipenuhi rawa dan sungai. 

Asal usul ini yang menjadi versi umum. Karena terbukti secara topografinya Palembang memang dari dulu kawasan berair. Ketika digabungkan dengan "lembang," maka menjadi Palembang. 

BACA JUGA:Nama Sungai Musi Palembang Ternyata Berasal dari Bajak Laut Cina, Miliki Arti yang Istimewa

Beberapa warga setempat bahkan menyebutnya Pelembang, yang artinya daerah atau tanah yang berair. 

Keadaan wilayah yang banyak sungai dan terendam air menjadikan Palembang sebagai pusat kegiatan sejak zaman dahulu, karena sungai menjadi jalur transportasi efektif dan ekonomis pada masa itu. 

Bahkan, kerajaan maritim terkuat pada abad ke-6 hingga 12 yaitu Sriwijaya, berpusat di Palembang. 

Para penjelajah dan perompak dari berbagai penjuru, termasuk dari China, datang ke tempat ini melalui Sungai Musi dan juga melalui sembilan anak sungai yang disebut Batanghari Sembilan.

BACA JUGA:5 Fakta Sungai Musi Palembang, Sungai Terpanjang kedua di Pulau Sumatera

Cerita lainnya mengenai asal usul Palembang dicatat oleh para pelaut China. Dikatakan bahwa para pelaut asing seperti dari China, Arab, dan Parsi datang ke wilayah ini dan mencatat semua peristiwa atau kisah yang mereka lihat dan dengar.

Pelaut Arab dan Parsi mencatat dan menggambarkan Palembang sebagai wilayah yang mirip dengan kota di Inggris, dengan ukuran yang besar dan ketika memasukinya, terdengar kokok ayam bersahutan. 

Pelaut China bernama Wang Tu-huan pada tahun 1349 - 1350 juga mencatat dan menggambarkan wilayah ini sebagai maju dan aman. 

Masyarakat hidup dengan tenang di rumah rakit di atas sungai tanpa dikenakan pajak oleh penguasa. 

BACA JUGA:Sebelum Bertanding, Peserta Lomba Bidar di Sungai Musi Lakukan Ritual Ini


Pasar 16 Ilir, Kota Palembang.--dok : sumeks.co

Kategori :