Ngeri! Duta Kayuagung, Legenda Bandit Asal Sumsel Ini Beroperasi di Luar Negeri, Pergi Dianggap Telah Mati
SUMEKS.CO - Sebutan bandit satu ini sudah tidak asing bagi warga di Sumatera Selatan (Sumsel). Duta Kayuagung sebutannya. Dikenal tak ada rasa takut, hingga melakukan aksi kejahatan di luar negeri.
Terbongkar aksi penjahat Duta Kayuagung ini awal tahun 1960an. Saat Duta Kayuagung berhasil ditangkap di salah satu negara di wilayah Asia Tenggara.
Setelah diperiksa, temukan dokumen yang menunjukkan bila yang bersangkutan berasal dari satu kecamatan di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Sehingga mulai diketahui bila ada masyarakat Indonesia yang melakukan kejahatan di luar negeri.
BACA JUGA:Bikin Gemes! Aktivis Yahudi Ini Bilang Israel Lebih Toleran dari Erdogan
Berbagai penelusuran pun mulai dilakukan terhadap aksi Duta Kayuagung ini. Kelompok atau orang perorangan ini selalu melakukan aksi di luar negeri.
Namun ada yang menarik, dari cerita yang berkembang di masyarakat, bila seorang atau kelompok duta, sebelum berangkat beroperasi meninggalkan kampungan halamannya, telah dianggap mati.
Sehingga berbagai ritual keagamaan dilakukan, lantaran yang bersangkutan dianggap telah mati.
Dikutip dari akun snack video @bebenyeaddin, Duta Kayuagung memiliki target khusus mencari mangsa. Umumnya korban dari kalangan konglomerat atau orang kaya yang memiliki relasi buruk dengan masyarakat.
BACA JUGA:FANTASTIS! Rp 60 Miliar Biaya Nyalon Bupati, Pengalaman 2 Kali Helmy Yahya: Belum Tentu Menang
Karakteristik kejahatan yang dilakukan Duta Kayuagung dianggap mirip dengan legenda Robinhood dari Inggris. Keberpihakan Duta Kayuagung ini kepada rakyat jelata dan permusuhannya terhadap penguasa.
Dalam tesis yang ditulis seorang sosiolog, aksi-aksi kejahatan yang dilakukan, merupakan cara mereka untuk memprotes resistensi dan negosiasi mereka atas perkembangan kapitalisme di sektor pedagangan, di kawasan Asia Tenggara.
Bagi kalangan pemerhati criminal, keberadaan Duta Kayuagung ini menjadi unik. Karena mereka sangat dihormati di kampungnya, dan tak jarang pekerjaan itu diikuti keluarga lain antar generasi.
Cerita yang berkembang ditengah masyarakat, saat para duta ini kembali dari luar negeri dengan hasil dari aksi kejahatannya, mereka akan mendirikan rumah baru, membeli kendaraan, membuka usaha dengan tujuan membantu orang lain. Bahkan ada juga yang membantu mendirikan rumah ibadah.