Diambillah bajunya yang ada di cucian itu kemudian dibakar gara-gara ibunya itu katanya masih kafir, masih najis.
Si ibu tentu tentu saja syok pada waktu itu. Kenapa bisa seperti itu. Kamu dapat ajaran darimana?
"Kenapa saya di kafir-kafir kan, saya ibu kamu," ujarnya.
Kemudian anak itu mengatakan bahwa wilayah muslim seluruhnya itu harus ada di sebuah negara.
Siapapun yang berada di bawah Negara Islam, yang menjalankan syariat Islam maka dia muslim.
Dan siapapun yang berada di luar Negara Islam, negara Taghut seperti Indonesia ini maka semuanya adalah kafir.
Si Ibu nangis, panik dan menceritakan langsung kepada ayahnya. Si ayah langsung mencari bantuan.
Cerita ini sampaikan kepada seorang da'i bernama Atian Ali. Seorang da'i yang sangat keras, sangat tegas kalau urusan ini adalah kemungkaran dan kesesatan.
BACA JUGA:Tim Investigasi Panggil Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang Harap-Harap Cemas
Mendengar cerita itu, Atian Ali langsung membuat sebuah investigasi mengumpulkan massa, mencari informasi ke sana ke sini.
Dan akhirnya disimpulkan menurut dai tersebut bahwa Al Zaytun ini adalah pesantren merekrut NII KW sembilan
Pesantren yang merekrut orang-orang untuk menjadi separatis, untuk membuat orang-orang mengkafirkan semua orang di luar golongannya, di luar kelompoknya.
Dan mereka semua secara berkala masuk ke kampung-kampung, kota-kota untuk merekrut jamaah untuk diambil uangnya, dicuci otak nya.
Indonesia kan tidak menjalankan syariat Islam, berarti pemimpin Indonesia itu bukan imam kaum Muslimin.