Muhammad Ikhsan Alumni Al Zaytun (2000-2006) bingung. Kenapa almamater kebanggaannya itu sekarang menjadi seperti ini.
Menurutnya, selama enam tahun dirinya mengenyam pendidikan di Ponpes Panji Gumilang itu (2000-2006) tidak ada ajaran yang menyimpang.
Diangkatannya itu pelajaran itu fifty-fifty. Jadi istilahnya 50-50. Dikenalnya santri dalam dan santri luar.
Meski begitu dia mengakui bahwa para santri di Al- Zaitun sebagian adalah anak dari orang-orang NII.
BACA JUGA:DPR RI Desak Kemenag Cabut Izin Ponpes Al Zaytun Indramayu, Santri Terancam Bubar?
Menurut Ikhsan dirinyalah orang pertama yang mempertayakan soal salat Idul di Ponpesnya beberapa waktu lalu.
“Saya orang pertama mempertanyakan kok begini Panji Gumilang,” ujarnya setelah mengetahui cara salat saat Idul Fitri di almamaternya itu.
Alumni Al Zaytun Indramayu Jawa Barat yang menunjukkan ijazahnya selama 6 tahun belajar di ponpes Panji Gumilang itu.
Salah satu diantaranya menyebut bahwa orang-orang yang menyambut para pendemo belum lama ini bisa dilihat dari mukanya.
“Mereka bukan santri”, tegasnya di acara TV One belum lama ini.
Pria bernama Muhammad Ikhsan ini tampil seraya menunjukkan ijazahnya.
Jadi sudah ada 2 alumni santri yang sudah menunjukkan Ijazahnya.
Sebelumnya mereka mengkritisi apa yang terjadi di Al Zaytun lewat akun TikTok-nya masing-masing.
BACA JUGA:Mantan Anggota NII Beberkan Penggalangan Dana Miliaran Rupiah Ponpes Al Zaytun, Ternyata dari Sini
Ikhsan di akun Tiktok @netizen.fc dan satunya lagi, nama diijazahnya ‘ditutup” spidol di akun TikTok-nya bernama @Juragan Kopi.