Lokasi ditemukannnya bunga yang dalam kondisi mekar berdiameter 110 centimeter itu, disebutkan dalam catatan sejarah.
Namanya Pulo (Pulau) Lebar pada tahun 19 Mei 1818.
Lokasi itu, menurut perkiraan saat ini berada di Padang Lebar. Sebuah desa dalam wilayah Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Nah, setelah pulang ke Bengkulu dr Arnold menjalani perawatan intensif. Awalnya sang dokter ahli bedah itu sempat dinyatakan sembuh.
BACA JUGA:Kenali Jenis Bunga Rafflesia, Bunga Bangkai yang Langka di Indonesia
Guna memastikan kondisi kesehatannya, mengingat sebelumnya dr Joseph Arnold memiliki riwayat penyakit tipus, dia dikirim ke Padang Sumatera Barat guna pengobatan lebih lanjut.
Namun usianya tak panjang. Arnold meninggal di Padang dalam usia 36 tahun. Kembali bukti sejarah kelam. Tak ada catatan dan data pasti lokasi makam Joseph Arnold.
Penelitian dan identifikasi bunga Rafflesia dilanjutkan rekannya bernama William Jack. Awalnya bunga besar tanpa batang dan daun itu disebut Jack dengan nama Rafflesia Titan (R.Titan).
Hasil penelitiannya ditulis dalam sebuah artikel dan dikirim ke London untuk diterbitkan.
BACA JUGA:Tiga Bunga Rafflesia Arnoldi di Pasemah Air Keruh Belum Mekar
Tapi tulisan tersebut justru diabaikan. Artikel itu baru muncul setelah menjadi bahasan Robert Brown pada 30 Juni 1820.
Artikel William Jack baru diterbitkan pada bulan Agustus 1820. Namun, nama bunga diubah. Robert Brown menyelipkan namanya. Yaitu Rafflesia Arnoldi R.Br. Kode R.Br adalah singkatan dari nama Robert Brown.
Sedikit mengulas latar belakang dr Josep Arnold. Setelah lulus menjadi dokter bedah di Edinburgh tahun 1806, Arnold masuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Dia bergabung di kapal HMS Victory sebaga asisten ahli bedah. Setahun kemudian dipindahkan ke HMS Hindostan sebagai ahli bedah.
BACA JUGA:Bunga Rafflesia Arnoldi Tumbuh di Pasemah Air Keruh
Sempat bertugas di rumah sakit Haslar di Portsmouth, Arnold kembali ke kapal.