Lapangan ini masih berada dalam satu kompleks dengan proyek pembangunan bangunan gedung dan kawasan kantor Kemenko 2.
''Jadi, proyek ini adalah salah satu paket yang paling terakhir dinyatakan selesai tendernya. Hutama Karya berkomitmen untuk menyelesaikannya tepat waktu dan tepat mutu,” ujar Gunadi.
Lokasi kawasan kementerian koordinator nantinya berada di distrik pemerintahan. Tepatnya, di zona pemerintahan SUB BWP 1A. Kawasan ini merupakan lokasi yang strategis karena berseberangan dengan Istana Presiden dan berada di antara Sumbu Kebangsaan.
Zonasi kawasan Kementerian Koordinator yang terdiri dari empat bidang mengapit Sumbu Kebangsaan di area Plaza Seremoni.
BACA JUGA:Nusantara, Nama Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan
Posisinya tepat berada di bawah kawasan Istana Presiden dengan tujuan memudahkan koordinasi dan bisa menjadi titik landmark dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Orientasi bangunan memperkuat axis ke arah Istana Presiden di sepanjang Sumbu Kebangsaan, terutama membentuk ruang positif di antara Plaza Seremoni.
Ya, Istana Presiden, sebagai titik ultimasi secara tata letak dan visual di kompleks area Kementerian Koordinator dan Plaza Seremoni, menjadi pemersatu ruang terbuka hijau yang dibatasi oleh bukit bendera di sisi selatan.
''Keseluruhan komponen bangunan dan lingkungan menyatu dan saling terkait, memperkuat ruang- raung spasial dan ruang terbuka publik,” sambung Gunadi.
Nusantara yang akan menjadi IKN–sendiri mengusung konsep forest city, yaitu menjadikan kota berdampingan dengan alam.
BACA JUGA:Ini Alasan Presiden Memilih Nama Nusantara untuk Ibu Kota Baru
Pembangunan bangunan gedung dan kawasan kantor kemenko 2 pun dirancang untuk mendukung terwujudnya forest city di IKN.
Proses pembangunan juga memanfaatkan digital construction (BIM) untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan secara akurat.
Gunadi mengungkapkan, proyek ini akan menerapkan konsep fasad pada rancangan arsitekturnya. Konsep fasad memadukan kearifan lokal modern dan efisiensi energi serta sustainable dan ramah lingkungan.
“Kearifan lokal terlihat dari secondary skin yang bermotif kain Nusantara. Penggunaan material kaca yang membuat bangunan modern, memaksimalkan pencahayaan alami, dan sekaligus efisiensi energi. Sustainable dan ramah lingkungan tercermin dari penggunaan kanopi lebar yang dimanfaatkan sebagai taman untuk menyaring polutan udara,” tuturnya.
BACA JUGA:Bangun Ibu Kota Baru, Mesir Telan Dana Rp646 Triliun