“Ya, kami para ustaz ini punya kerjaan sampingan selain mengajar di pondok pesantren,” jelas ustaz Azhari.
Ada yang menjadi pedagang bakso, dan dagang lainnya, bahkan ada yang upahan menyadap karet.
“Usaha ini kita lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Ya semua demi anak istri,” cetus ustaz Azhari.
Diketahui, bentrok antara para ustaz vs kawanan preman kampung itu membuat pondok pesantren di Desa Kaliberau Muba mencekam.
Para ustaz takut mengajar dan santri enggan pergi ke sekolah. Mereka merasa terancam.
Dalam insiden dipicu fee catering unit usaha BUMdes ini mengakibatkan seorang preman kampung terluka, 2 orang ustaz Ponpes Mamba’ul Qur’an masuk rumah sakit dan penjara.
Dijelaskan ustaz Azhari awal pengancaman dari para preman bermula dari urusan bisnis.
Yaitu usaha berupa pekerjaan yang dilakukan di Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) bulan Mei 2023.
BACA JUGA:TERKUAK, Bentrok Para Ustaz Ponpes di Muba vs Preman Kampung Dipicu Fee Catering Unit Usaha BUMdes
Salah satu unit usaha BUMdes adalah memasok kebutuhan makanan Catering salah satu perusahaan yang ada di desa itu.
“BUMdes kita itu selama ini memasok makanan catering untuk kebutuhan salah satu perusahaan,” jelasnya.
Memang diakui selama ini warga di sana, inisial Ca mendapatkan pekerjaan tersebut.
Dengan realisasi atau fee bagi BUMdes sendiri sebesar Rp200 per porsi.