PALEMBANG, SUMEKS.CO – Kampung Jamu Bintara 16, berada di Lrg Bintara, Kelurahan Kuto Batu, Kecamatan Ilir 3, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Sesuai dengan namanya, warga kampung ini merupakan pengrajin minuman tradisional jamu.
Pengrajin jamu ini dinaungi Komunitas Kampung Jamu Bintara, yang merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah Binaan Bank Sumsel Babel.
Dian Lestari Ekawati, koordinator Komunitas Kampung Jamu Bintara menjelaskan komunitas ini terbentuk pada tahun 2021.
BACA JUGA:Kunjungi Kampung Jamu, ini Harapan Dirut BSB
Tujuannya sendiri untuk membangun perekonomian warga dan mendapat support dari pemerintah kecamatan dan kelurahan serta perbankan dalam hal ini Bank Sumsel Babel.
Dian mengungkapkan sebelum terbentuk komunitas, produksi jamu masih terpisah tersendiri-tersendiri. Kemudian saat pandemi Covid-19 dirangkul hingga membentuk Komunitas Jamu Bintara 16.
Lrg Bintara, yang ada di Kelurahan Kota Batu, Kecamatan Ilir Timur 3 ini terdiri dari 101 kepala keluarga. Mayoritas penduduknya menjadi pedagang jamu sejak puluhan tahun.
Usahamembuat jamu sebagai sumber mata pencarian ini ternyata merupakan usaha turun-temurun yang diteruskan hingga sekarang.
Jamu produksi pengrajin jamu Lrg Bintara, Kelurahan Kuto Batu, Ilir Timur 3, Kota Palembang.-Suci-
“Pada saat pandemi Kami melakukan inovasi dengan menciptakan jamu tangkal Covid-19 untuk meningkatkan imun dimana resepnya juga Kita dapatkan dari dinas kesehatan (Dinkes) sehingga usaha ini kembali naik,” tutur Dian.
“Alhamdulillah dengan adanya inovasi produk, jika yang lain mungkin terdampak justru penjualan jamu meningkat,” tambah Dian.
Dalam pemasarnnya, jamu buatan warga Kampung Jamu Bintara dipatok dengan harga Rp5.000 per gelas untuk kemasan ekonomis 100 ml. Untuk kemasan satu liter mulai dari Rp50.000 - Rp60.000 per botol.
“Kalo bisa jamu bisa dinikmati semua orang yang kalaupun ada kenaikan harga, tanpa mengurangi kualitas. Tidak membuat pelanggan lari namun tetap minum jamu,” ungkap Dian.