“96 persen pasien kita itu menggunakan BPJS Kesehatan. Mereka diberikan pelayanan dengan semua alat yang kita punya. Tidak ada perbedaan perlakuan,” tegasnya.
Soal adanya somasi dari keluarga pasien, dr Marta mengungkapkan, hal itu akan diselesaikan secara kekeluargaan.
“Pasien ini anak karyawan kita juga. Terlepas dari karyawan atau bukan, kami tetap lakukan sesuai prosedur, memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Outcome-nya, pasien sembuh dan dapat beraktivitas kembali,” tutur dia.
Saat ini, kondisi pasien semakin membaik. Cy sudah bisa bergerak.
BACA JUGA:Dianggap Lalai dan Malapraktik, Keluarga Pasien Layangkan Somasi ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang
Memang masih agak sakit, tapi telah diperbolehkan bergerak, makan, duduk, berjalan dan lainnya.
“Dia sudah kentut, berarti kondisi ususnya bagus, tidak ada kebocoran. Sebab, kalau bocor, maka tidak kentut dan tidak BAB,” pungkas dr Marta.
Terpisah, Ana (51), ibu Cy yang menjalani operasi usus buntu masih khawatir dengan kondisi sang anak.
“Saat ini anak saya masih dirawat, masih keluar darah pada bagian perut bekas operasi,” ujar dia.
BACA JUGA:Dianggap Lalai dan Malapraktik, Keluarga Pasien Layangkan Somasi ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang
Ana memang bekerja di rumah sakit itu sudah 9 tahun lamanya. Dia petugas kebersihan.
“Anak saya itu kelas 3 SMP, dia belum bisa sekolah. Ujian tidak lama lagi,” ucapnya.
Pemulihan pasca-operasi sangat tergantung dengan kondisi operasi. Ketua IDI Palembang, Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH FINASIM menjelaskan, secara sederhana ada istilah operasi bersih dan operasi kotor.