Pada 6 Februari, pasien datang lagi, dengan kondisi luka bekas operasinya mengeluarkan nanah dan bau tak senap.
“Kondisi ini sebenarnya sudah disampaikan kepada pihak keluarga. Ini risiko dari operasi usus buntu yang sudah bocor. Ada risiko menimbulkan infeksi luka pascoperasi,” jelas dr Marta.
Karena itu, langsung dilakukan operasi lagi untuk membersihkan luka tadi dari nanah.
BACA JUGA:Dianggap Lalai dan Malapraktik, Keluarga Pasien Layangkan Somasi ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang
“Kalau perut pasien tidak dibuka lagi. Tim dokter hanya membersihkan luka bekas operasi. Kulit pasien di tempat luka jahitan terbuka karena memang nanah itu mencari jalan keluar,” bebernya.
Terkait keluhan keluarga pasien soal sakit pada alat vital pasien, hal itu karena pembengkakan pada lemak di bawah kulit.
Pada saat operasi kedua pembersihan nanah, fasia (selaput keras yang menutup otot) karena infeksi maka meregang.
Untuk menyatukannya tidak mudah. Kulit dilonggarkan dulu agar fasia bisa nyatu.
BACA JUGA:Dianggap Lalai dan Malapraktik, Keluarga Pasien Layangkan Somasi ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang
Waktu dilonggarkan ini bisa saja ada rembesan darah.
Nah, darah ini ke bawah, ke arah alat vital).
“Tapi itu bisa hilang. Satu hingga dua minggu diserap tubuh, dan hilang sendiri,” beber dr Marta.
Dia menambahkan, RSUP dr Mohammad Hoesin tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien, khususnya pengguna BPJS Kesehatan.
BACA JUGA:Dianggap Lalai dan Malapraktik, Keluarga Pasien Layangkan Somasi ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang