“Dari Muara Enim ke Lubuklinggau lalu ke Bengkulu. Kalau alignment tidak jalan, banyak yang akan diubah," jelasnya.
Memang, jalur menuju Lubuklinggau kini bukan prioritas. Jelang Pemilu 2024, hal utama yang harus diselesaikan adalah ruas-ruas yang sudah dibangun dan sedang berjalan
BACA JUGA:Imbas Tol Palembang - Bengkulu, Warga 11 Desa di Musi Rawas Mendadak jadi Miliarder
Sedangkan tol menuju Lubuklinggau belum diproses. Terakhir penentuan lokasi (penlok).
“Jadi mungkin akan menjadi prioritas setelah pemilu nanti,” kata Nanan, sapaan akrab SN Prana Putra Sohe.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kota Lubuklinggau Asril Asri mengungkapkan komunikasi terakhir dengan Kementerian PUPR, kemungkinan kunci di Lubuklinggau akan ditinjau kembali. Kemungkinan treknya sudah berubah.
“Kalau rencananya dari Muara Enim ke Lubuklinggau, mungkin akan berubah dari Muara Enim ke Tanjung Enim, langsung ke Pulau Bai, Bengkulu,” ujar Asril Asri.
BACA JUGA:Imbas Tol Palembang - Bengkulu, Warga 11 Desa di Musi Rawas Mendadak jadi Miliarder
Salah satu pertimbangannya, Tanjung Enim merupakan kawasan industri, seperti halnya Pulau Bai di Bengkulu. "Sementara Lubuklinggau direncanakan menjadi kawasan industri," ujarnya.
Namun jika tol Palembang - Bengkulu ini melewati Musi Rawas dan Lubuklinggau makan akan ada 11 desa di Musi Rawas yang terkena imbasnya.
Warga pemilik tanah dari 11 desa yang dilalui tol tersebut akan menerima uang ganti rugi lahan.
Pemerintah bakal menyiapkan uang pengganti rugi lahan warga yang dilalui tol Palmbang - Bengkulu tersebut.
BACA JUGA:Imbas Tol Palembang - Bengkulu, Warga 11 Desa di Musi Rawas Mendadak jadi Miliarder