Juliana, Perempuan Pertama dari Suku Anak Dalam Pendampingan Baznas Kuliah Sampai ke Perguruan Tinggi

Senin 16-01-2023,02:33 WIB
Editor : Julheri

Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.

Sebutan Suku Anak Dalam tidak hanya ditujukan untuk Orang Rimba, namun juga ditujukan kepada komunitas atau suku lain yang terdapat di Jambi, yaitu Batin Sembilan dan Talang Mamak yang pola hidupnya ada kemiripan namun tidak sama dengan Orang Rimba. 

BACA JUGA:Bagikan Seragam dan Tas, PT MBJ Resmikan Sekolah Filial Suku Anak Dalam Sungai Badak

BACA JUGA:PT MBJ Dorong Suku Anak Dalam Melek Huruf Lewat Saung belajar di Bayung Lencir MUBA

Menurut tradisi lisan Suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. 

Batin Sembilan dan Talang Mamak merupakan komunitas yang berbeda dengan Orang Rimba terutama dalam hal perpindahan dan pola hidup. 

Kedua suku ini hidup relatif menetap dan menerapkan sistem pertanian petalangan sebagai sumber penghidupan mereka

Sedangkan Kementerian Sosial menamakan kelompok masyarakat yang belum menganut norma yang berlaku umum dan tinggal di tempat terpencil dan berada di dalam hutan dengan nama Komunitas Adat Terpencil (KAT). 

BACA JUGA:Bagikan Seragam dan Tas, PT MBJ Resmikan Sekolah Filial Suku Anak Dalam Sungai Badak

BACA JUGA:PT MBJ Dorong Suku Anak Dalam Melek Huruf Lewat Saung belajar di Bayung Lencir MUBA

Karena itulah dalam perspektif pemerintah mereka harus dimodernisasikan dengan mengeluarkan mereka dari hutan dan dimukimkan melalui program Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT). 

Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari wilayah Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat Suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem kekeluargaan matrilineal. (*)

 

Kategori :